NILAI-NILAI PERJUANGAN HASSAN BASRY DI KALIMANTAN SELATAN
KARYA TULIS
Diajukan dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk LAWATAN SEJARAH NASIONAL pada bulan Oktober 2011
Disusun oleh:
SHOLIHIN RAMDHANI
NIS: 7427
Kelas XI IA 4
PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 7 BANJARMASIN
TAHUN 2011
Lembar Pengesahan
Karya tulis ini NILAI-NILAI PERJUANGAN HASSAN BASRY DI KALIMANTAN SELATAN ini diajukan dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk LAWATAN SEJARAH NASIONAL pada bulan Oktober 2011.
Banjarmasin, Agustus 2011
Menyetujui
Pembimbing II Pembimbing I
Dra. Ida Rusmilawati, M.Pd Rahmat, S.Pd
NIP. 19670802 199512 2 002 NIP. 19660512 198902 1 006
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 7 Banjarmasin
Drs. H. Fathurrahman Nunci, M.Pd
NIP. 19520302 197903 1 012
MOTTO
Just be our self
Where there is a will, there is a way
A champion is someone who gets up even when they can’t
Remember to love your friends, families, whoever, whatever they come, go, love you or hurt you, just love them
Lebih berharga ilmu dari pada harta
Jangan sia-siakan waktu karena waktu itu sangat berharga dan tidak bisa diulang
Hormatilah guru-gurumu karena dari beliaulah ilmu tersebut datang
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa yang dapat memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul NILAI-NILAI PERJUANGAN HASSAN BASRY DI KALIMANTAN SELATAN, guna memenuhi sebagai salah satu syarat untuk LAWATAN SEJARAH NASIONAL pada bulan Oktober 2011. Karya tulis ini membahas nilai–nilai perjuangan Hassan Basry yang tentunya bisa di jadikan sebagai nilai–nilai perjuangan tokoh lokal maupun nasional
Rampungnya karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Fathurrahman Nunci, M.Pd. selaku Kepala SMAN 7 Banjarmasin
2. Bapak Rahmat, S.Pd. selaku guru pembimbing
3. Bapak/Ibu Guru Pengajar dan Staf Tata Laksana Sekolah
4. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini. Penulis memohon maaf tidak dapat menyebutkan satu persatu. Semoga Allah membalasnya dengan pahala berlipat ganda.
Saya sebagai penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan yang ada pada saya, sehingga mungkin di dalam karya tulis ini akan didapati kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk pembetulan dan penyempurnaan karya tulis ini dari berbagai pihak.
Akhir kata, saya berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita selalu di dalam rahmat dan lindungan-Nya. Amin ya Rabbal’alamin.
Banjarmasin, Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………....……….....i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………....ii
MOTTO ...………………………………………………………………….....……..iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….....iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………...........1
1.2 Alasan Memilih Judul………………………………………….......2
1.3 Rumusan Masalah………………………………………...............2
1.4 Tujuan Penulisan…………………………………………....…......2
1.5 Batasan Masalah…………………………………………...............3
1.6 Metode Penulisan……………………………………………..........3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Sejarah perjuangan Hassan Basry………………..............…….4
2.2 Nilai-nilai perjuangan Hassan Basry...........................................8
2.3 Penerapan nilai-nilai untuk generasi muda...............................10
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan…………………………………………………....……....12
3.2 Saran……………………………………………………………......13
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Biodata Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki banyak sejarah yang terjadi pada masa lalu, di antaranya sejarah mengenai pahlawan lokal, maupun nasional. Dari jasa – jasa pahlawan itu, kita sekarang dapat menikmati kemerdekaan di Nusantara ini yang dulunya pernah di jajah oleh bangsa asing. Diantaranya Bangsa Portugis, Belanda, Perancis, Inggris dan Jepang.
Perjuangan melawan penjajah di Indonesia diawali dengan perjuangan bersenjata di antaranya seperti yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, Cut Nyak Dien di Aceh, Sultan Hassanudin dari Makassar dan Pangeran Antasari dari Kalimantan Selatan. Selain perjuangan bersenjata, perlawanan terhadap penjajah juga dilakukan melalui jalan diplomasi diantaranya Perundingan Linggarjati, Renville, Roem Royen dan terakhir KMB .
Dalam perundingan yang dilakukan Indonesia dengan Belanda pada awalnya disetujui bahwa wilayah Indonesia hanya mencakup Sumatera, Jawa dan Madura. Namun selanjutnya wilayah Indonesia justru lebih kecil yang hanya meliputi sebagian Jawa dan Sumatera saja . daerah di luar Jawa dan Sumatera, misalnya Kalimantan dan Indonesia bagian timur yang lain masih dalam penguasaan Belanda .
Puncak perjuangan diplomasi Indonesia dengan Belanda terjadi pada masa KMB yang kemudian menghasilkan pengakuan kedaulatan terhadap NKRI.
Ternyata di Kalimantan Selatan sendiri perjuangan untuk lepas dari Belanda sudah terjadi sebelum ditandatanganinya KMB. Semangat rakyat Kalimantan Selatan untuk merdeka di pimpin oleh tokoh yang bernama Hassan Basry , di mana beliau dengan perjuangannya yang tak kenal lelah telah mampu mewujudkan Kaliamantan Selatan untuk lepas dari penjajahan Belanda, sehingga Kalimantan Selatan memproklamirkan diri menjadi bagian dari NKRI .
1.2 Alasan Memilih Judul
Hassan Basry dengan segenap tenaganya berusaha untuk melepaskan Kalimantan Selatan dari pihak penjajah. Tentunya dalam perjuangannya tersebut sangat banyak pemahaman nilai–nilai yang terkandung di dalamnya yang dapat dijadikan sebagai pemahaman pada kehidupan generasi muda kini dan masa depan. Untuk itu penulis memilih judul tersebut untuk memberikan pengetahuan NILAI-NILAI PERJUANGAN HASSAN BASRY DI KALIMANTAN SELATAN bagi generasi sekarang yang kurang memahami nilai–nilai perjuangan yang telah ditanamkan oleh beliau.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diangkat dan diuraikan pada karya tulis ini adalah:
1. Bagaimana sejarah perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan?
2. Apa saja nilai–nilai perjuangan Hassan Basry untuk generasi muda?
3. Bagaimana penerapan pemahaman nilai-nilai tersebut untuk generasi muda kini dan masa depan?
1.4 Tujuan Penulisan
Pembuatan karya tulis ini memiliki tujuan yang tentunya nanti bisa bermanfaat bagi pembaca, diantaranya:
1. Mengetahui perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan
2. Menggali nilai-nilai perjuangan Hassan Basry.
3. Menjabarkan penerapan nilai-nilai perjuangan Hassan Basry untuk generasi muda kini dan masa depan.
1.5 Batasan Masalah
Pada penulisan karya tulis ini, penulis akan membatasi masalah mengenai NILAI-NILAI PERJUANGAN HASSAN BASRY DI KALIMANTAN SELATAN. Penulis membahas mengenai perjuangan, pemahaman nilai–nilai yang terkandung dalam perjuangan Hassan Basry serta penerapannya dalam generasi muda kini dan masa depan.
1.6 Metode Penulisan
Penulis menyusun karya tulis ini dengan cara mengumpulkan bahan dari berbagai buku, artikel, serta media internet yang bersangkutan . Data-data akurat yang telah didapat dari berbagai sumber dapat dijadikan sebagai acuan penulisan karya tulis ini.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Perjuangan Hassan Basry
Hassan Basry (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923, meninggal di Jakarta, 15 Juli 1984 pada umur 61 tahun) adalah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Selatan dengan pangkat terakhir Brigadir Jendral . Ia dimakamkan di Simpang Tiga, Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 110/TK/2001 tanggal 3 November 2001.
Hassan Basry menyelesaikan pendidikan di Hollands Inlandsche School (HIS) yang setingkat sekolah dasar, kemudian ia mengikuti pendidikan berbasis Islam, mula-mula di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan, kemudian di Kweekschool Islam Pondok Modern di Ponorogo, Jawa Timur. Setelah proklamasi kemerdekaan, Hassan Basry aktif dalam organisasi pemuda Kalimantan yang berpusat di Surabaya. Dari sini ia mengawali kariernya sebagai pejuang. Pada 30 Oktober 1945, Hassan Basry berhasil menyusup pulang ke Kalimantan Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen, yang berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya. Sesampainya di Banjarmasin, Hassan Basry menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran, untuk mengirimkan pamflet dan poster tentang kemerdekaan Indonesia. Selain itu melalui A.A. Hamidhan, juga dikirim pamflet ke Amuntai dengan Ahmad Kaderi, sedangkan yang ke Kandangan dikirim lewat H. Ismail.
Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para pejuang mendirikan Lasykar Syaifullah. Program utama organisasi ini adalah latihan keprajuritan, sebagai pemimpin ditunjuklah Hassan Basry. Pada tanggal 24 September 1946 saat acara pasar malam amal banyak tokoh Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan dipenjarakan Belanda. Karena itu Hassan Basry mereorganisir anggota yang tersisa dengan membentuk, Banteng Indonesia.
Pada tanggal 15 November 1946, Letnan Asli Zuchri dan Letnan Muda M.Mursid anggota ALRI Divisi IV yang berada di Mojokerto, menghubungi Hassan Basry untuk menyampaikan tugas yaitu mendirikan satu batalyon ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan. Dengan mengerahkan pasukan Banteng Indonesia Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI tersebut. Ia menempatkan markasnya di Haruyan. Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan bersenjata di Kalimantan Selatan ke dalam kesatuan yang baru terbentuk itu.
Perkembangan politik di tingkat pemerintah pusat di Jawa menyebabkan posisi Hasan Basry dan pasukannya menjadi sulit. Sesuai dengan Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947), Belanda hanya mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura dan Sumatera. Berarti Kalimantan merupakan wilayah yang ada di bawah kekuasaan Belanda. Akan tetapi, Hassan Basry tidak terpengaruh oleh perjanjian tersebut. Ia dan pasukannya tetap melanjutkan perjuangan melawan Belanda. Sikap yang sama diperlihatkan pula terhadap Perjanjian Renville (17 Januari 1948). Ia menolak untuk memindahkan pasukannya ke daerah yang masih dikuasai RI, yakni ke Jawa.
Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan pertahanan Belanda pada masa itu dengan puncaknya berhasil memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949. Simaklah di bawah ini, betapa heroik kandungan proklamasi itu.
“ PROKLAMASI “
Merdeka !
Dengan ini kami rakjat Indonesia di Kalimantan Selatan, mempermaklumkan berdirinja Pemerintah Gubernur Tentara dari “A.L.R.I.” melingkungi seluruh daerah Kalimantan Selatan mendjadi bagian dari Republik Indonesia memenuhi Proklamasi 17 Agustus 1945, jang ditanda tangani oleh Pres. Soekarno dan Wakil Pres. M. Hatta.
Hal-hal jang bersangkutan dengan pemindahan kekuasaan akan dipertahankan dan kalau perlu diperdjuangkan sampai tetesan darah jang penghabisan.
Tetap Merdeka.
Kandangan, 17 Mei IV Rep.
Atas nama rakjat Indonesia
di Kalimantan Selatan
Gubernur Tentara
HASSAN BASRY
Pada tanggal 2 September 1949 dilakukan perundingan antara ALRI DIVISI IV dengan Belanda, beserta penengah UNCI. Pada kesempatan ini, Jenderal Mayor Suharjo atas nama pemerintah mengakui keberadaan ALRI DIVISI IV sebagai bagian dari Angkatan Perang Indonesia, dengan pemimpin Hassan Basry dengan pangkat Letnan Kolonel.
Kemudian pada 1 November 1949, ALRI DIVISI IV dilebur ke dalam TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat, dengan panglima Letkol Hassan Basry. Selesai perang kemerdekaan, beliau melanjutkan pendidikan agamanya ke Universitas Al Azhar tahun 1951–1953. Selanjutnya diteruskan di American University Cairo tahun 1953–1955.
Sekembalinya ke tanah air, pada tahun 1956, Hassan Basry di lantik sebagai Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Territorial VI Kalsel. Dan pada tahun 1959, ditunjuk sebagai Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat.
Pada saat suasana politik memanas karena kegiatan PKI dan ormasnya, Hassan Basry mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta ormasnya pada tanggal 22 Agustus 1960. Keluarnya surat ini sempat ditegur oleh Presiden Sukarno, namun Hassan Basry sebagai kepala Penguasa Perang Daerah Kalsel tidak mentaati teguran presiden. Pembekuan PKI dan ormasnya diikuti oleh daerah Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan, peristiwa ini dikenal dengan sebutan peristiwa Tiga Selatan. Pada tahun 1961–1963, menjabat Deputi Wilayah Komando antar Daerah Kalimantan dengan pangkat Brigadir Jenderal. Pada tanggal 17 Mei 1961, bertepatan peringatan Proklamasi Kalimantan Selatan, sebanyak 11 organisasi politik dan militer menetapkan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan. Kesepakatan ini diikuti oleh ketetapan DPRGR Tingkat II Hulu Sungai Utara pada tanggal 20 Mei 1962, yaitu ketetapan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.
Pada 1960–1966, Hassan Basry menjadi anggota MPRS. Pada tahun 1970, beliau diangkat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel sekaligus sebagai Dewan Paripurna Angkatan 45 Pusat dan Dewan Paripurna Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia. Pada 1978 – 1982, Hassan Basry menjadi anggota DPR.
Hassan Basry meninggal pada tanggal 15 Juli 1984 setelah sakit dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Pemakaman beliau dilaksanakan secara militer dengan inspektur upacara Mayjen AE. Manihuruk. beliau dimakamkan di Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya, beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3 November 2001.
2.2 Nilai–nilai Perjuangan Hassan Basry
Berdasarkan pembahasan mengenai perjuangan Hassan Basry di atas dapat kita petik nilai–nilai perjuangan Hassan Basry seperti nilai kepahlawanan, pendidikan, dan sosial.
1. Nilai Kepahlawan
Perjanjian Linggarjati yang mengakui secara De Facto RI hanya meliputi daerah barat yaitu Sumatra, Jawa dan Madura membuat beliau tergerak untuk menjadikan Kalimantan Selatan sebagai bagian dari RI. Nilai Kepahlawanan beliau ini terbukti dengan kembalinya beliau ke Kalimantan Selatan dengan menyusup kapal Bintang Tulen, yang berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya. Sesampainya beliau di Kalimantan Selatan beliau beserta teman–temannya membentuk badan pejuang seperti Laskar Syifullah, Banteng Indonesia dan ALRI DIVISI IV Pertahanan Kalimantan perjuangan untuk membawa Kalimantan Selatan ikut merdeka bukanlah hal mudah.Hassan Basry dengan sekuat tenaga telah berjasa dengan jiwa dan raganya memimpin perlawanan bersenjata di Kalimantan. Hingga pada puncaknya Hassan Basry berhasil memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949.
2. Nilai Pendidikan
Hassan Basry merupakan seorang tokoh yang sangat memperhatikan pendidikan sebagai contoh selama beliau menempuh pendidikan dengan segala keterbatasan pada saat itu beliau berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik, bahkan beliau bisa berprestasi yang mengantarkannya hingga dapat bersekolah ke luar negeri di Universitas Al Azhar di Cairo dan melanjutkan lagi ke American University di Cairo.
3. Nilai Sosial
Nilai Sosial yang terdapat pada Hassan Basry tercermin melalui kehidupannya. Beliau merupakan orang yang gigih dan sederhana, dengan kerasnya beliau berusaha untuk memperjuangankan kemerdekaan Kalimantan Selatan. Padahal pada saat Indonesia merdeka beliau berada di Surabaya, akan tetapi beliau dengan semangatnya kembali ke Kalimantan Selatan. Betapa pedulinya beliau pada tanah kelahiranya. Hingga pada saat beliau meninggal beliau berwasiat agar tidak di makamkan di taman makam pahlawan, dan atas persetujuan masyarakat beliau di makamkan di Simpang 3 Liang Anggang. Hal tersebut bertujuan agar semua kalangan masyarakat bisa berkunjung ke makamnya. Selain itu jiwa sosial beliau yang baik tersebut tersalurkan dalam beberapa organisasi masyarakat Pada 1960–1966, Hassan Basry menjadi anggota MPRS dan pada 1978–1982, Hassan Basry menjadi anggota DPR.
2.3 Penerapan nilai-nilai untuk Generasi Muda
Berdasarkan nilai-nilai yang terdapat pada perjuangan Hassan Basry seperti nilai kepahlawanan, nilai pendidikan dan nilai sosial tentunya nilai–nilai tersebut akan lebih baik jika kita terapkan dalam kehidupan kita sehari–hari. Terutama bagi generasi muda kini dan masa depan nanti yang akan menjadi penerus bangsa di kemudian hari. Penerapan dari tiga nilai tersebut dapat kita terapkan sebagai berikut.
1. Penerapan pada Nilai Kepahlawanan
Hassan Basry tergerak hatinya untuk membawa Kaliamantan Selatan merdeka menjadi bagian dari RI sampai akhirnya beliaupun berhasil memimpin dan menyatakan kemerdekaan Kalimantan Selatan. Berdasarkan dari nilai kepahlawanan tersebut dapat kita terapkan dengan cara membela sesuatu yang benar dan menegakkan hak seseorang yang dimilikinya. Setiap manusia memiliki hak yang menjadi miliknya. Begitu juga masyarakat Kalimantan Selatan. Ikut menjadi bagian dari RI dan lepas dari penjajah merupakan hak masyarakat Kalimantan Selatan. Dengan perjuangan Hassan Basry dan para pejuang lainnya di Kalimantan Selatan akhirnya Kalimantan Selatan bisa merdeka. Nilai ini harus kita junjung di manapun kita berada.
2. Penerapan pada Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan dari perjuangan Hassan Basry bisa kita terapkan diantaranya dengan cara belajar yang tekun dan giat. Karena pada zaman sekarang ini untuk menikmati pendidikan sangatlah mudah apalagi sekarang pemerintah kita sangat memperhatikan pendidikan di Indonesia, tidak seperti pada saat zaman Hassan Basry yang sulit untuk menikmati pendidikan, dimana hanya golongan tertentulah yang bisa menikmatinya. Oleh karena itu janganlah kita bermalas–malasan untuk belajar.
3. Penerapan pada Nilai Sosial
Melalui berbagai cara kita bisa menerapkan nilai sosial dari perjuangan Hassan Basry diantaranya dengan menerapkan hidup sederhana, menggunakan segala sesuatunya secara wajar tidak berlebih–lebihan. Selain dengan cara menerapkan hidup sederhana kita juga bisa menerapkan nilai sosial perjuangan Hassan Basry pada kehidupan kita bermasyarakat, saling peduli terhadap sesama. Melalui lingkup yang kecil tersebutlah nilai ini bisa di terapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Setelah melakukan pencarian bahan untuk kepentingan Karya Tulis Ilmiah ini kemudian menganalisis data yang telah didapatkan, kami dapat menyimpulakan beberapa hal yaitu perjuangan Hassan Basry di tanah Banjar memiliki nilai – nilai yang bisa di terapkan pada generasi muda kini dan masa depan nanti yang tentunya memilik dampak positif bagi kehidupan berbangswa dan bernegara. Banyak nilai-nilai yang terdapat dalam kisah perjuangan Hassan Basry antara lain nilai sosial, nilai pendidikan serta nilai kepahlawanan. Nilai-nilai yang dapat kita peroleh dari Hassan Basry ini tergambar dari perjuangan-perjuangan yang dilaluinya seperti kembalinya beliau ke Kalimantan Selatan dengan menyusup kapal Bintang Tulen, yang berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya kegigihan dalam mencapai sesuatu hal.
Berdasarkan perjuangan yang dilakukan oleh Hassan Basry juga dapat kita petik nilai pendidikan yang terdapat pada saat beliau bisa berprestasi yang mengantarkannya hingga dapat bersekolah ke luar negeri di Universitas Al Azhar di Cairo dan melanjutkan lagi ke American University di Cairo artinya dimasa perjuangan beliau juga mementingkan pendidikan yang begitu penting bagi kehidupan walaupun di masa yang lalu pendidikan tidaklah begitu diperhatikan oleh masyarakat yang terjajah. Keinginan untuk mengenyam pendidikan begitu kuat tertanam di hati beliau, hingga beliau mampu bersekolah hingga keluar negeri.Begitu besar pengorbanan yang beliau berikan di tengah kemerdekaan yang baru saja terjadi. Hal yang terakhir adalah hidup sederhana yang diterapkan oleh beliau. Kesederhanaan mengantarkan beliau pada sebuah kesuksesan. Kesuksesan yang tidak terbayar oleh apapun. Selain itu cara hidup bermasyarakat yang cukup menglobal juga mempermudah beliau untuk menyusun pertahanan, terutama pertahanan yang ada di Kalimantan Selatan. Selain itu juga cara berinteraksi beliau membawa persatuan di wilayah Kalimantan Selatan dan mampu merangkul masyarakat Kalimantan Selatan bersama – sama melawan penjajah dan memerdekakan Kalimantan Selatan menjadi bagian dari RI Dengan perjuangan beliau tersebut Hassan Basry pun diangkat sebagai Bapak Gerilya Kalimantan berdasarkan ketetapan DPRGR Tingkat II Hulu Sungai Utara pada tanggal 20 Mei 1962, yaitu ketetapan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.
Setelah beliau berhasil menjadikan Kalimantan selatan menjadi bagian dari RI beliau pun aktif di bidang politik diantaranya Hassan Basry pernah menjadi anggota MPRS (1960 – 1966). Pada tahun 1970, beliau diangkat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel sekaligus sebagai Dewan Paripurna Angkatan 45 Pusat dan Dewan Paripurna Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia. Pada 1978 – 1982, Hassan Basry menjadi anggota DPR. Dari keaktifan beliau di bidang politk juga dapat kita petik sesuatu yaitu walaupun telah berhasil menjadikan Kalimantan Selatan sebagai bagian dari RI , beliau tetap saja ingin memberikan pengabdiannya kepada masyrakat melalui organisasi yang ada.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis menyarankan beberapa hal sebgai berikut :
1. Agar negara kita ikut berperan dalam penulisan mengenai pemahamnan nilai–nilai perjuangan tokoh lokal dan nasional pada kehidupan generasi muda kini dan masa depan.
2. Diharapkan nilai-nilai perjuangan Hassan Basry seperti nilai kepahlawanan, pendidikan, dan sosial dapat diaplikasikan dalam kegiatan berbangsa dan bernegara, serta pembangun di Indonesia
3. Diharapkan kita senantiasa mengasah, memberdayakan segala potensi diri yang luar biasa untuk senantiasa belajar, menggali ilmu pengetahuan disertai niat yang kuat, tujuan yang jelas dan motivasi yang tinggi.
4. Bagi para pembaca, penulis berharap apabila ada penulisan yang keliru dimohonkan partisipasinya untuk dapat menyampaikan kekurangan tersebut agar karya tulis ini dapat disempurnakan kembali dan bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Basry, Hassan. 2003. Kisah Gerilya Kalimantan Periode Tahun 1945-
1949, Jilid I dan II. Banjarmasin: Yayasan Bhakti Banua.
Gafuri, Ahmad. 1984. SejarahPerjuangan Gerilya Menegakkan Republik
Indonesia di Kalimantan Selatan (1945-1949). Kandangan: Departemen Penerangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Ideham, M. Suriansyah dkk (ed.). 2003. Sejarah Banjar. Banjarmasin: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
Wajidi. 2007. Proklamasi Kesetiaan Kepada Republik. Pustaka Banua:
Banjarmasin.
http://bubuhanbanjar.wordpress.com/2009/09/24/hassan-basry-pahlawan-nasional-dari-kalsel/, di akses 29 juli 2011.
Lampiran
Biodata Penulis
Nama : Sholihin Ramdhani
Panggilan : Sholihin
TTL : Banjarmasin, 27 Februari1995
Agama : Islam
Hobi : Melakukan sesuatu yang bermanfaat
NIS : 7427
Alamat : Jln.A .Yani Km 7 Komp Griya Pemurus Indah
Blok K No 5
Makanan Favorit : Semua yang halal
Minuman Favorit : Semua yang halal
Warna Favorit : Biru
Pesan : Do not ever regret giving god, because that's
what's best for you
XII IPA 4
SMAN 7 BANJARMASIN
KALIMANTAN SELATAN






Tidak ada komentar:
Posting Komentar