Khasiat Sambiloto untuk Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus
KARYA TULIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian Akhir Nasional (UAN) SMA Negeri 7 Banjarmasin Tahun Ajaran 2011/2012
Disusun oleh:
FANSUCI PUTRI LESTARI SHOLIHIN RAMDHANI
NIS: 7510 NIS: 7427
Kelas XI IA 4
PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 7 BANJARMASIN
TAHUN 2011
Lembar Pengesahan
Karya tulis ini berjudul Khasiat Sambiloto untuk Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus ini diajukan dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) Tahun Ajaran 2011/2012 pada Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Banjarmasin Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Banjarmasin, April 2011
Menyetujui
Pembimbing II Pembimbing I
Dra. Ida Rusmilawati, M.Pd H. Sugian Noor, M.Pd
NIP. 19670802 199512 2 002 NIP. 19710408 199702 1 002
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 7 Banjarmasin
Drs. H. Fathurrahman Nunci, M.Pd
NIP. 19520302 197903 1 012
MOTTO
Just be our self
Where there is a will, there is a way
A champion is someone who gets up even when they can’t
Remember to love your friends, families, whoever, whatever they come, go, love you or hurt you, just love them
Lebih berharga ilmu dari pada harta
Jangan sia-siakan waktu karena waktu itu sangat berharga dan tidak bisa diulang
Hormatilah guru-gurumu karena dari beliaulah ilmu tersebut datang
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa yang dapat memberikan karunia dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Khasiat Sambiloto untuk Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus”, guna memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Banjarmasin Tahun Ajaran 2011/2012.
Topik bahasan yang kami angkat kali ini memang bukan hal yang baru lagi. Mengingat penyakit diabetes mellitus yang bisa menyerang siapa saja. Kenyataan empiris bahwa tanaman ini sudah dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu dan telah banyak diteliti oleh para ahli herbal di luar negeri juga semakin menambah keyakinan kami bahwa daun sambiloto sangat baik untuk pengobatan atau kesehatan. Sayangnya, belum banyak referensi yang mendukung keunggulan tanaman ini. Selain itu, juga belum ada peneliti di dalam negeri yang mendalami khasiat tanaman ini.
Rampungnya Karya Tulis Ilmiah tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Fathurrahman Nunci, M.Pd. selaku Kepala SMAN 7 Banjarmasin
2. Bapak H. Sugian Noor, M.Pd. selaku guru pembimbing
3. Bapak Rahmat, S.Pd. selaku Wali Kelas XI IA 4 SMAN 7 Banjarmasin
4. Bapak/Ibu Guru Pengajar & Staf Tata Laksana Sekolah
5. Teman-teman & semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis memohon maaf tidak dapat menyebutkan satu persatu. Semoga Allah membalasnya dengan pahala berlipat ganda.
Kami sebagai penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan yang ada pada kami, sehingga mungkin di dalam Karya Tulis Ilmiah ini akan didapati kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk pembetulan dan penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga kita selalu di dalam rahmat dan lindungan-Nya. Amin ya Rabbal’alamin.
Banjarmasin, April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………....……….....i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………..ii
MOTTO ...…………………………………………………………………......……..iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….....iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….........1
1.2 Alasan Memilih Judul……………………………………………......4
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………............4
1.4 Tujuan Penulisan…………………………………………………......5
1.4.1 Tujuan Akademis…………………………………….............5
1.4.2 Tujuan Materiil……………………………………….............5
1.4.3 Tujuan Formal……………………………………………......5
1.4.4 Tujuan Fungsional…………………………………………....5
1.5 Batasan Masalah………………………………………………..........6
1.6 Metode Penulisan……………………………………………….........6
1.6.1 Metode Kepustakaan……………………………………........6
1.6.2 Metode Wawancara……………………………………..........6
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tanaman Sambiloto…………………………………………....…….7
2.1.1 Klasifikasi Tanaman…………………………………….........8
2.1.2 Morfologi Tanaman ………………………………………..…9
2.1.3 Syarat Hidup dan Cara Budi Daya …………………………..10
2.2 Kandungan Zat-Zat Tanaman Sambiloto………………………….....11
2.2.1 Kandungan Bahan Aktif……………………………………..11
2.2.2 Kandungan Sambiloto Dalam Penelitian Modern…………...12
2.3 Cara Mengonsumsi Sambiloto………………………………............15
2.3.1 Kiat Aman Mengonsumsi Sambiloto………………………..18
2.4 Penyakit Diabetes Mellitus………………………………..................23
2.4.1 Pengertian Penyakit Diabetes Mellitus……………………....23
2.4.2 Senyawa Kimia yang Berperan dalam Penyakit Diabetes Mellitus.....................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Cara Memperoleh Data…………………………………....................31
3.2 Data yang Diperoleh…………………………………………............31
3.3 Wawancara…………………………………………………………..32
BAB IV ANALISIS DATA………………………………………………….......34
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan…………………………………………………....……....36
5.2 Saran……………………………………………………………......36
5.3 Saran untuk Pengembangan Karya Tulis Ilmiah……………...........37
DAFTAR PUSTAKA
Biodata Penulis
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dahulu kala nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat sebagai obat untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit. Salah satunya adalah tanaman sambiloto. Rasanya sangat pahit sehingga dijuluki King of Bitter (rajanya pahit). Tidak mengherankan dibalik rasa pahitnya jika saat ini banyak dilakukan penelitian untuk mendalami lagi khasiat dari tanaman sambiloto. Khasiat sambiloto sebagai salah satu bahan obat tradisional sudah dikenal luas semenjak zaman dulu baik oleh orang Indonesia maupun bangsa-bangsa di dunia. Popularitas sambiloto dalam dunia pengobatan tradisional tidak disangsikan karena terbukti mujarab dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan hingga yang parah dengan bahan aktif yang begitu komplet.
Menurut survey yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat, dengan prevalensi 8,6 % dari total penduduk. Pada tahun 1995, pengidap diabetes menempati urutan pertama dari seluruh penyakit yang disebabkan oleh kelainan endokrin, yaitu diperkirakan mencapai 4,5 juta jiwa baik yang dirawat inap maupun yang rawat jalan (DepKes RI, 2005).
Seiring dengan perkembangan zaman, pemakaian obat tradisional di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini obat obatan tradisional kembali dilirik masyarakat sebagai salah satu alternatif pengobatan. Tanaman sambiloto sebagai salah satu bahan obat tradisional juga semakin banyak peminatnya sehingga permintaan akan sambiloto sebagai bahan ramuan semakin meningkat.
Namun akhir akhir ini beberapa penelitian mengenai obat tradisional sudah semakin banyak dilakukan, baik oleh kalangan akademis, medis, maupun instansi swasta maupun pemerintah. Dari kenyataan itu diharapkan, dari segi medis pemakaian obat tradisional memiliki dasar-dasar ilmiah yang bias dibuktikan. Ada perbedaan mendasar yang melatarbelakangi pemakaian ramuan tradisional zaman dulu dan sekarang. Pada zaman dulu obat tradisional dikonsumsi dalam kondisi segar dan masih diolah secara sangat sederhana, selain itu tingkat konsumsi masyarakat terhadap ramuan tradisional juga masih tinggi karena saat itu belum banyak obat-obatan kimia yang diproduksi seperti sekarang. Bagi sebagian masyarakat obat tradisional merupakan pilihan utama untuk mengatasi berbagai penyakit sementara bagi sebagian masyarakat yang lain obat tradisional menjadi pilihan alternatif pengobatan.
Dalam dunia pengobatan alternatif, sambiloto termasuk tanaman penting yang banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Dalam hal ini akan diutarakan berbagai khasiat dan kandungannya serta pengalaman pengalaman langsung dari penderita yang telah membuktikan sendiri keampuhan tanaman dengan sejuta khasiat ini. Salah satu khasiat tanaman sambiloto adalah untuk mengobati penyakit diabetes mellitus.
Bahkan ada relief daun sambiloto ada di Candi Borobudur serta di Kitab Serat Rama dalam bahasa Jawa Kawi di sekitar abad 18. Disebutkan sambiloto berkhasiat untuk mengobati prajurit Hanoman yang terluka ketika perang melawan Rahwana.
Di Indonesia, banyak orang mengenal sambiloto dari mbok jamu gendong, yang biasa disebut dengan nama jamu paitan. Seringkali orang mengonsumsi cairan paitan yang warnanya kehitaman dari mbok jamu, dan kemudian pahitnya diusir dengan minum beras kencur. Campuran ini biasa dikenal untuk mengusir masuk angin.
Selain membeli di jamu gendong, orang juga bisa mengonsumsi sambiloto dengan cara merebus daunnya. Daun yang kering pun tidak kalah manfaatnya bahkan sekarang ada pula sambiloto dalam bentuk teh celup. Bagi yang tidak tahan dengan pahitnya, namun ingin mendapat khasiat istimewa sambiloto, dapat mengonsumsi sambiloto dalam bentuk kapsul.
Sejalan dengan trend “back to nature”, kalangan asing pun sudah banyak yang melirik khasiat sambiloto. Berbagai penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri menemukan bahwa di balik rasa pahit sambiloto, terkandung zat aktif androgapholid yang sangat bermanfaat untuk pengobatan. India juga sudah lama mengenal tanaman obat ini, bahkan sambiloto digunakan untuk memerangi epidemi flu di India pada tahun 1919 dan terbukti efektif sehingga sambiloto mendapat julukan “The Indian Echinacea”.
Di Cina, sambiloto sudah di uji klinis dan terbukti berkhasiat sebagai anti hepapatoksik (anti penyakit hati). Di Jepang, sedang di jajaki kemungkinan untuk memakai sambiloto sebagai obat HIV, dan di Skandinavia, sambiloto di gunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit infeksi.
1.2 Alasan Memilih Judul
Pengobatan penyakit diabetes mellitus yang mahal dan sering membuat bingung menyebabkan banyak orang mengobati penyakit diabetes mellitus dengan menggunakan obat herbal. Untuk itu kami memilih judul tersebut untuk memberikan pengetahuan tentang tanaman sambiloto.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diangkat dan diuraikan pada Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Khasiat Sambiloto untuk Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus” adalah:
1. Bagaimana pengaruh tanaman sambiloto terhadap penyakit diabetes mellitus?
2. Apa saja kandungan kimia yang terdapat pada tanaman sambiloto?
3. Apa saja khasiat tanaman sambiloto?
4. Bagaimana cara pengolahan tanaman sambiloto terhadap berbagai penyakit agar dapat dikonsumsi masyarakat?
1.4 Tujuan Penulisan
1.4.1 Tujuan Akademis
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) pada SMA Negeri 7 Banjarmasin Tahun Ajaran 2011/2012.
1.4.2 Tujuan Materil
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bahwa masih banyak tanaman yang berkhasiat obat dan menjadi salah satu obat alternatif khususnya tanaman sambiloto ini. Selain itu, kami juga ingin mengetahui bagaimana cara pemanfaatan tanaman sambiloto sehingga dapat dijadikan sebagai jamu tradisional maupun sebagai obat alternatif.
1.4.3 Tujuan Formal
Kami mengangkat Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Khasiat Sambiloto untuk Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus dengan tujuan agar kami dapat melatih kemampuan menganalisis, kecermatan, keuletan, dan kemampuan pada diri kami sehingga bias berguna untuk jenjang yang akan datang.
1.4.4 Tujuan Fungsional
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini manfaat yang kami dapatkan yaitu untuk memberikan informasi kepada para pembaca bahwa tanaman sambiloto yang sangat pahit sering digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, khususnya diabetes mellitus.
1.5 Batasan Masalah
Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, kami akan membatasi masalah mengenai tanaman sambiloto. Kami tidak dapat membahas secara mendetail mengenai bagian-bagian lain dari tanaman sambiloto, melainkan hal-hal yang sudah umum saja.
Permasalahan yang akan kami jabarkan di dalamnya adalah tentang tanaman sambiloto dan pemanfaatannyha, serta hubungannya dengan penyakit diabetes mellitus.
1.6 Metode Penulisan
1.6.1 Metode Kepustakaan
Kami mengumpulkan bahan dari berbagai buku, artikel, serta media internet yang bersangkutan mengenai masalah yang kami angkat. Data-data akurat yang telah didapat dari berbagai sumber dapat dijadikan sebagai acuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
1.6.2 Metode Wawancara
Bermanfaat mengetahui apakah tanaman sambiloto berpengaruh terhadap penyakit diabetes mellitus, maka kami melakukan wawancara terhadap salah satu dari mereka yang sembuh setelah mengonsumsi tanaman sambiloto. Kemudian kami mengambil dan mengolah data dari hasil wawancara yang dilakukan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tanaman Sambiloto
Tanaman sambiloto adalah sejenis tumbuhan yang banyak tumbuh di daerah tropis. Sambiloto banyak di temukan di daratan Asia. Selain Indonesia, sambiloto juga terdapat di India, Filipina, Vietnam dan Malaysia. Tanaman yang bernama latin Andrographis Paniculata Ness ini dapat hidup subur di daerah tropis dengan ketinggian antara 1- 700 meter diatas permukaan laut. Sambiloto merupakan tanaman semak yang mempunyai banyak cabang yang berdaun dan tingginya bisa mencapai kurang lebih 90 cm. Daun sambiloto kecil-kecil berwarna hijau tua dan bunganya berwarna putih.
Nama atau sebutan bagi tanaman sambiloto berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia dan di setiap Negara di dunia. Dalam bahasa sunda tanaman sambiloto dikenal dengan nama ki oray, ki peurat, takilo. Dalam bahasa jawa tanaman sambiloto dikenal dengan nama bidara, sadilata, sambilata, takila. Di daerah Sumatra tanaman sambiloto dikenal dengan nama pepaitan. Di negara China tanaman sambiloto dikenal dengan nama Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian. Di negara Vietnam tanaman sambiloto dikenal dengan nama xuyen tam lien, cong cong. Di negara India/Pakistan tanaman sambiloto dikenal dengan nama kirata, mahatitka. Di negara Inggris tanaman sambiloto dikenal dengan nama creat, green chiretta, halviva, kariyat.
2.1.1 Klasifikasi Tanaman
Sambiloto termasuk dalam genus Andrograpis. Genus ini terdiri dari 28 spesies, tetapi hanya sedikit yang berkhasiat obat dan yang paling popular adalah Andrographis paniculata. Nama ilmiah sambiloto atau Andrographis paniculata, Ness. memiliki beberapa sinonim, yakni Justicia paniculata, Burm. Justicia stricta, Lamk, dan Justicia latebrosa, Russ. Tanaman yang digolongkan jenis perdu atau semak ini termasuk keluarga Acanthaceae atau jer-jeruan. Anggota keluarga Acanthaceae ini terdari tiga subfamily, yakni Nelsinodeae, Thumbergiadeae, dan Acanthoidae. Sambiloto termasuk ke dalam subfamily Acanthoidae. Hal ini membedakan subfamily Acanthoidae dengan dua subfamily lainnya adalah adanya pelempar biji pada bahannya sehingga biji akan terlontar dengan sendirinya jika sudah masak. Secara taksonomi tanaman sambiloto dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Devisi : Angiospermae
• Kelas : Dicotyledoneae
• Subkelas : Gamepetalae
• Ordo : Personales
• Famili : Achantaceae
• Subfamili : Achanthoidae
• Genus : Andrographis
• Spesies : Andrographis Paniculata, Ness.
2.1.2 Morfologi Tanaman
Sambiloto merupakan tanaman semak yang mempunyai banyak cabang yang berdaun, tingginya bisa mencapai kurang lebih 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Tinggi rendahnya tanaman sangat bergantung dari cara penanaman. Tanaman yang rasanya sangat pahit ini memiliki banyak cabang.
Bunganya berwarna putih keunguan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah daun berwarna hijau muda, panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm. Buah sambiloto berbentuk lonjong (bulat panjang), pangkal dan ujungnya tajam. Panjang buah sekitar 2cm, setiap buat terdiri dari dua rongga. Setiap rongga berisi 3-7 biji kecil berwarna coklat muda yang berbentuk gepeng.
Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dari permukaan laut. Tanaman sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan. Sambiloto juga dapat berkembang biak sepanjang tahun, dengan biji maupun dengan cara stek batang. Bagian yang biasa digunakan untuk obat tradisional adalah daunnya yang rasanya sangat pahit. Sebenarnya selain daunnya, batang, bunga dan bagian akar juga bermanfaat obat.
2.1.3 Syarat Hidup dan Cara Budi Daya
Syarat hidup optimal untuk pertumbuhan tanaman sambiloto meliputi beberapa faktor sebagai berikut:
1. Ketinggian tempat 1 – 700 meter dpl.
2. Curah hujan 2000 – 3000 mm/tahun.
3. Bulan basah diatas 1000 mm/bulan (5 – 7 bulan).
4. Bulan kering dibawah 60 mm/bulan (4 – 7 bulan).
5. Suhu optimum 25o – 32o C.
6. Kelembapan sedang.
7. Tekstur tanam berpasir.
8. Kedalaman air tanah 200 – 300 cm dari permukaan tanah.
9. Kedalaman perakaran 25 cm dibawah permukaan laut.
10. pH 5,5 – 6,5.
Tanaman sambiloto yang di perbanyak dengan setek lebih cepat tumbuh daripada yang di perbanyak dengan biji. Perbanyakan dengan biji bias dilakukan dipersemaian terlebih dahulu atau langsing disebarkan ke tanah. Jika budi daya dilakukan persemaian, gtanaman dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur dua bulan. Persemaian dapat dilakukan di kantong plastic. Saat berada di persemaian, bibit sambiloto diusahakan untuk tidak terkena pancaraan sinar matahari secara langsung. Hal ini untuk menghindari risiko mati akibat kekeringan. Perawatan dapat dilakukan dengan disiram sebanyak dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari.
2.2 Kandungan Zat-Zat Tanaman Sambiloto
2.2.1 Kandungan Bahan Aktif
Semua bagian tanaman sambiloto seperti daun, bunga, dan akar terasa sangat pahit jika dimakan atau direbus untuk diminum. Rasa pahit itu disebabkan oleh adanya senyawa andrographolid yang banyak terdapat dalam tanaman sambiloto, terutama bagian daun dan bunganya. Di dalam daun, kadar senyawa andrographolid sebesar 2,3 – 4,8 % dari berat keringnya.
Diduga, senyawa ini merupakan bahan aktif daun sambiloto yang banyak mengandung umsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium, dan asam kersik. Dalam 15,9 gram sambiloto kering terkandung 417 mg kalium, sementara kandungan natriumnya hanya 26 mg. untuk penyakit darah tinggi, kalium yang bersifatdiuretik memang diperlukan untuk membantu tubuh mengeluarkan air dan natrium agar bias menurunkan tekanan darah.
Sambiloto mengandung zat kimia berupa Laktone dan Flavonoid. Dari kandungan kimia tersebut andrografolida merupakan kandungan utama dari herba ini. Andrografolida mempunyai sifat sukar larut dalam air, rasa sangat pahit dan berbentuk lempeng segi empat, terutama bagian daun dan batangnya. Bebrapa penelitian juga menunjukkan bahwa tanaman sambiloto mengandung alkane, keton, aldehid, dammar dan minyak asiri. Pada dasarnya, semua bagian tanaman sambiloto bias dimanfaatkan sebagai obat, termasuk buah dan obatnya. Namun, bagian yang paling sering digunakansebagai bahan obat tradisional adalah daun dan batang.
2.2.2 Kandungan Sambiloto Dalam Penelitian Modern
Bersamaan dengan perkembangan zaman, khasiat sambiloto sebagai salah satu obat alternatif semakin diakui. Jika dahulu khasiat sambiloto digambarkan dalam berbagai kisah dan symbol, saat ini sudah bias dibuktikansecara ilmiah lewat berbagai kajian dan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman sambiloto mengandung berbagai bahan aktif yang sangat berguna bagi tubuh. Berikut ini dijelaskan beragam kandungan bahan aktif di dalam daun, batang, bunga, dan akar gtanaman sambiloto.
1. Zat andrographolid. Zat ini menghasilkan rasa pahit yang luar biasa pada sambiloto.
2. Alkane, keton, aldehid, asam kersik, dan dammar.
3. Kalium yang berfungsi meningkatkan jumlah urine sekaligusmembantu mengeluarkan keringat.
4. Kalsium dan natrium.
5. Minyak asiri (essential oil) yang bermanfaat sebagai antiradang.
6. Laktone diperoleh dari Daun dan cabangnya, masing – masing mengandung : deoxyandrographolide, andropraholide, neonandrographolide, 14-deoxy-n, 12-didehydroandrographolide, dan homoandrographolide.
7. Flavonoid sendiri paling banyak diperoleh dari akar dengan kandungan dari akar yaitu polymethoxyflavone, andrographin, panicolin, mono-o-methylwithin, dan apigenin-7, 4-dimethyil ether. Flavonoid antara lain berfungsi untuk mencegah dan mengancurkan penggumpalan darah.
Berdasarkan berbagai kandungan zat aktif tersebut, dapat diketahui secara pasti efek farmakologis dari sambiloto. Berikut ini dipaparkan beberapa efek farmakologis atau efek pengobatan sambiloto yang sudah diketahui.
1. Antiradang (antiinflamasi).
2. Antiinfeksi sehingga bias digunakan sebagai antibiotic untuk melawan virus.
3. Merangsang daya tahan sel (fagositosis) darah putih sehingga efektif untuk mengobati infeksi.
4. Antibakteri bakteriotatis pada Staphylococeus aureus, Psedumonas aeruginosa, Proteus vulgans, dan Shigella dysenteriae.
5. Mampu melawan bakteri Salmonella dan Escherichia coli pada penderita tifoid dan disentri.
6. Penghambat reaksi imunitas dan penghilang rasa nyeri, pereda demam, penghilang panas dalam, dan penghilang bengkak.
7. Antiracun (detoksikasi).
8. Menghambat pertumbuhan trofosit placenta.
9. Bersifat kholeteris (meningkatkan sekresi empedu dalam hati).
10. Mampu mencegah penggumpalan darah dan menghancurkan penggumpalan darah.
11. Mempunyai efek antibatuk.
12. Menurunkan kadar glukosa dalam darah.
13. Berfungsi sebagai pelindung sel hati dari zat yang bersifat toksin.
14. Membantu tubuh mengeluarkan air dan garam sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
15. Menghancurkan inti sel kanker.
16. Berperan dalam kondensasi sitoplasma sel tumor.
17. Mampu menghambat perkembangbiakan Plasmodium berghei—parasit penyebab malaria. Yang berperan penting adalah zat neoandrografolid dan deoksandrografolid.
18. Mengatasi diare akibat bakteri Escheriscia coli. Andrografolid dan neoandrografolid menunjukkan kemampuan setara ioperamide alias imodium, obat diare paling populer.
19. Selain pahit, sambiloto bersifat dingin, makanya ia berkhasiat membersihkan dan menghilangkan panas dalam, menghilangkan lembap, menawarkan racun, sampai menghilangkan bengkak dan sakit.
2.3 Cara Mengonsumsi Sambiloto
Sambiloto termasuk tanaman obat multi khasiat. Hampir semua jenis penyakit bisa disembuhkan dengan sambiloto, dari luka gigitan binatang berbisa (seperti ular dan kalajengking) hingga kanker. Bahkan bahan aktifnya sudah bias diisolasi dan mampu melemahkan perkembangan virus HIV. Sambiloto biasanya dikonsumsi secara tunggal atau bersama-sama tanaman obat lain, misalnyha brotowali, kumis kucing, atau kunyit. Tidak disarankan mengonsumsi sambiloto secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama karena diduga antibiotik.
Semua bagian tanaman sambiloto bias dimanfaatkan sebagai obat baik daun, batang, maupun biji. Semua bagian tanaman sambiloto tersebut terasa sangat pahit sehingga umumnya orang enggan mengonsumsinya. Lebih parah lagi, rasa pahit itu sukar sekali dihilangkan. Namun, masalah ini bias disiasati, yakni dengan menambahkan bahan lain ketika atau setelah mengonsumsi sambiloto. Bahan yang bisa digunakan sabagai campuran untuk mengurangi rasa pahit sambiloto adalah gula aren, gula jawa, gula batu, atau madu. Namun ada juga solusi praktis yang kini semakin banyak dilakukan untuk mengurangi rasa pahit sambiloto, yakni mengemas ekstraknya ke dalam bentuk kapsul atau pil.
Setelah minum air rebusan sambiloto, kadang-kadang timbuk rasa mual atau bahkan muntah. Hal ini disebabkan oleh kandungan zat aktif andrographolid yang rasanya sangat pahit. Jika dijumpai kasus seperti itu, mengonsumsi sambiloto harus dhentikan dan diganti dengan tanaman obat lain yang memiliki khasiat sama, misalkan pegagan, daun dewa, atau tapak dara. Jenisa dan dosis tanaman alternatif ini disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita. Ramuan yang diberikan biasanya tidak diminum sekaligus, tetapi dengan aturan tertentu seperti mengonsumsi obat dari dokter, pencegahan terhadap penyakit, dosis sambiloto yang diberikan cukup satu genggam dan diminum sehari sekali sebanyak satu gelas.
Secara umum, langkah-langkah yang perlu diperhatikan ketika mengonsumsi sambiloto sebagai berikut:
1. Cuci terlebih dahulu sambiloto dengan air bersih yang mengalir. Jika akan dikonsumsi langsung sebagai lalap, harus dicuci dengan air matang agar kotoran, debu, atau sisa pestisida hilang.
2. Konsumsi dalam bentuk segar biasanya berupa lalap, jus, atau ditumbuk halus kemudian diperas dan diambil airnya.
3. Jika dikonsumsinya kurang segar (kering), sambiloto harus direbus terlebih dahulu. Wadah untuk merebusnya tidak boleh menggunakan panic atau wadah lain yang terbuat dari aluminium, basi, atau kuningan karena efeknya membahayakan tubuh. Ramuan diusahakan direbus dengan kuali tanah atau keramik.
4. Perebusan dilakukan di atas api kecil hingga airnya mendidih. Agar uapnya hilang, ramuan tersebut harud didiamkan sebentar.
5. Ampas ramuan sebaiknya tidak dibuang karena masih bias digunakan untuk direbus sekali lagi.
Mengonsumsi sambiloto harus secara teratur, rutin, dan sabar. Meskipun dianjurkan untuk mengonsumsinya secara rutin, jika sudah lebih dari satu bulan, sebaiknya dihentikan terlebih dahulu untuk melihat efeknya. Biasanya, untuk penyakit-penyakit ringan, gejala-gejala serangan sudah bias dikurangi atau bahkan penyakitnya sudah bias hilang sama sekali.
Pemanfaatan sambiloto juga dalam brntuk simplisia. Simplisia adalah bentuk sajian tanaman obat yang belum diolah, tetapi sudah bersih, kering, dan siang direbus. Selsin daam bentuk segar atau kering, saat ini ramuan tradisional sambiloto sudah tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, dan obat cair. Cara-cara tersebut oleh sebagian orang dianggap lebih praktis dan tidak merepotkan. Meskipun demikian, dosis maupun cara mengonsumsi kapsul sambiloto berbeda dengan sambiloto segar atau kering. Dosis kapsul sambiloto biasanya lebih kecil daripada sambiloto yang direbus.
2.3.1 Kiat Aman Mengonsumsi Sambiloto
Resep ramuan tradisional tercipta melalui sebuah proses. Dahulu, nenek moyang kita dapat meciptakan atau menemukan sebuah resep melalui berbagai cara, misalnya melihat kebiasaan binatang, intuisi, atau hanya mecoba-coba mempraktikan pada diri sendiri atau orang lain secara berulang-ulang. Pengetahuan dan pengalaman inilah yang kemudian diwariskan secara turun-temurun, baik secara lisan maupun tulisan.
Sekarang ini jenis ramuan tradisional seiring dengan bertambahnya jenis penyakit yang ada. Setiap bahan ramuan tradisional bersifat saling melengkapi. Lewat berbagai pengalaman, akhirnya bisa diperoleh suatu resep dengan dosis dan ukuran yang akurat. Dosis yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi fisik penderita.
Pada dasarnya, kondisi setiap tubuh manusia berbeda-beda sehingga langkah pengobatannya pun tidak sama. Ibarat memilih atau membeli baju, bentuk dan ukuran baju harus disesuaikan dengan tubuh agar enak dipakai dan pantas dikenakan. Campuran bahan dan cara yang digunakan untuk mengobati setiap penyakit juga berbeda-beda termasuk dosisnya.
Sebagai bahan tradisional, sambiloto bisa bekerja sendiri tanpa campuran tanaman lain dan bisa sebagai bahan pelengkap, tergantung dari jenis penyakit yang diobati. Selain itu, perlu juga diperhatikan cara pemakaiannya, karena pemakaian sambiloto untuk obat luar (misalnya untuk penyakit kulit atau digigit binatang berbisa) berbeda dengan untuk obat dalam yang ramuannya harus diminum.
Seperti ramuan obat tradisional lain, ramuan sambiloto bisa dikombinasikan dengan obat-obat modern dari resep dokter. Kombinasi ini bisa saling melengkapi dalam upaya menyembuhkan penyakit, bisa juga membahayakan. Oleh karena itu, sebelum memanfaatkan ramuan ini, lakukan konsultasi telebuh dahulu dengan dokter, terutama bagi yang memiliki penyakit berat, komplikasi, alergi, atau sedang hamil. Konsultasi ini perlu dilakukan mengingat hamper semua ramuan tradisional bersifat tradisional empiris, yakni pengalaman yang turun-temurun dan belum diteliti secara ilmiah-medis meskipun dunia medis mengakui zat yang terkandung di dalam sambiloto. Pasalnya, tidak semua zat atau bahan aktif yang terdapat di dalam sambiloto cocok dengan semua penyakit dan kondisi tubuh manusia. Bahan aktif yang tidak cocok justru memicu kondisi yang kontraproduktif, artinya bisa memperparah penyakit atau bahkan menyebabkan munculnya penyakit baru. Untuk mengurangi risiko tersebut, para ahli medis biasanya akan mengisolasi bahan aktif yang dibutuhkan, tergantung dari jenis penyakitnya. Namun, cara ini sangat rumit dan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Supaya sembuh dari penyakit dengan ramuan sambiloto ada beberapa hal yang bisa dijadikan pegangan:
1. Berdoa kepada Allah SWT agar penyakit yang diderita bisa disembuhkan dengan perantaraan ramuan obat yang dipakai.
2. Memakai ramuan obat sesuai dengan aturan pemakaian dan dosis yang dianjurkan. Bisa juga dengan cara mencobanya sedikit demi sedikit. Jika khasiatnya bisa dirasakan oleh tubuh, baru memakainya sesuai dengan aturan dosis.
3. Meyakinkan diri sendiri bahwa dengan mengonsumsi ramuan ini penyakit yang diderita bisa sembuh.
4. Memeriksakan diri (check up) dan melakukan konsultasi dengan dokter sesuai dengan penyakit yang diderita agar perkembangan penyakit terpantau.
5. Melakukan pola hidup sehat, yakni memakan makanan yang bergizi seimbang dan teratur, misalnya mengurangi makan jeroan, makanan awetan, atau makanan berkolesterol tinggi. Disarankan untuk memperbanyak konsumsi sayuran, buah, dan air putih.
6. Melakukan aktifitas secara teratur, misalnya beribadah kepada Tuhan, bekerja, tidur, dan berolahraga secara teratur.
Tanaman sambiloto dapat mengobati berbagai penyakit. Berikut adalah resep-resep cara mengolah tanaman sambiloto sebagai obat herba dalam berbagai penyakit:
1. Tifoid
Daun sambiloto segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dengan 2
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan
madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.
2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru
Herba kering sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum
sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
3. Disentri
Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan
selama 3 – 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang
terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g
sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali
masing-masing 1/3 bagian.
4. Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air
panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 – 4 kali sehari.
5. Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan
1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang
digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.
6. TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu
secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5
cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 – 3 kali, setiap
kali minum 15 – 30 pil.
7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5 – 7 lembar diseduh dengan 1/2
cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk.
Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.
8. Radang paru, radang mulut, tonsillitis
Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 – 4,5 g diseduh dengan
air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum
sekaligus.
9. Faringitis
Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air
matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.
10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali
sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling
halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
2.4 Penyakit Diabetes Mellitus
Kesehatan merupakan salah satu kenikmatan dari Allah SWT yang harus dijaga dan disyukuri. Pola makan yang kurang baik akan menimbulkan berbagai penyakit, seperti diabetes mellitus (DM).
2.4.1 Pengertian Penyakit Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada sel-sel β pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas, sehingga hormon insulin disekresikan dalam jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama sekali. Diabetes mellitus juga dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan sensitifitas reseptor hormon insulin pada sel.
Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relative dapat memacu peningkatan kadar kolesterol plasma. Peningkatan kolesterol plasma yang berkepanjangan akan menyebabkan penyempitan atau pengerasan pembuluh darah yang disebut atherosklerosis. Kadar kolesterol yang tinggi dapat dikendalikan dengan diet dan perubahan gaya hidup, makanan dan minuman yang mengandung antioksidan juga dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol darah. Tingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita DM atau tidak.
Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan.
Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut. Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.
Pada diabetes kadar kolesterol plasma biasanya meningkat, dan ini memegang peranan dalam mempercepat terjadinya penyakit atherosclerosis vaskuler yang merupakan komplikasi utama jangka panjang diabetes pada manusia. Pada diabetes berat sintesis kolesterol menurun, meningkatkan defisiensi protein yang melemahkan badan sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia, kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Kolesterol mempunyai beberapa fungsi untuk tubuh, pertama merupakan prekursor atau bahan pembentuk berbagai jenis hormon steroid antara lain hormone estrogen, progesteron, dan androgen.
Kolesterol juga merupakan pro-vitamin D (ergosterol) yang terdapat di jaringan bawah kulit. Sinar matahari terutama sinar ultraviolet membantu mengubah pro-vitamin D itu menjadi vitamin D. Fungsi berikutnya adalah sebagai bahan pembentuk asam empedu dan garam empedu.
Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan penglihatan mata, hipertensi, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit.
Terdapat dua tipe diabetes mellitus, DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Menurut klasifikasi Diabetes Melitus yang diperkenalkan oleh American Diabetes Association (ADA) dan disahkan oleh WHO adalah sebagai berikut :
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 merupakan diabetes yang disebabkan oleh destruksi autoimun pada sel β pankreas. Hal ini mengakibatkan defisiensi sekresi insulin sehingga terjadi gangguan metabolisme (Dipiro dkk., 2005).
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan diabetes yang terjadi karena insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi. Hal itu dapat disebabkan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Selain itu juga dapat menimbulkan gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan. Pada awal perkembangan DM Tipe 2, sel-sel β menunjukkan gangguan dimana sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, kerusakan sel-sel β pankreas akan terjadisecara progresif yang dapat mengakibatkan defisiensi insulin.
Pengobatan diabetes saat ini dilakukan dengan mengkombinasikan antara antidiabetes dan antioksidan. Hal ini disebabkan obat antidiabetes tidak bekerja memperbaiki sel pankreas-β yang rusak akibat radikal bebas, tetapi hanya menstimulasi pelepasan insulin dari sel pankreas-β. Selain itu pengobatan diabetes menggunakan antioksidan juga dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes.
Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes melistus bisa disebakan riwayat keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena penyakit kencing manis baik tua maupun muda. Waspadalah bagi yang memiliki orang tua yang merupakan pengidap diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah jika tidak menjalankan gaya hidup yang baik.
Resiko terkena diabetes dapat dikurangi dengan mengatur pola makan yang sehat, rajin olahraga, tidur yang cukup, menghindari rokok mirasantika dan lain sebagainya. Bagi anda yang sudah terkena diabetes sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan makanan yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral. Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya. Rajin-rajin memeriksakan kandungan gula darah anda dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan minum obat jika diperlukan sesuai petunjuk dokter secara teratur. Dengan begitu anda dapat menghindar dari resiko efek yang lebih parah.
2.4.2 Senyawa Kimia yang Berperan dalam Penyakit Diabetes Mellitus
Pada saat ini ilmuwan yang menggunakan bahan alami sebagai pengendali kadar kolesterol darah. Salah satu tanaman yang terbukti dapat mengendalikan kolesterol darah adalah herba sambiloto. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa herba sambiloto mengandung senyawa kimia antara lain: Diterpen lakton yang terdiri andrographolida, neoandrographolida, deoksi-andrographolida, dehidroandrographolida, flavonoid, tanin, saponin. Kandungan herba sambiloto yang dipercaya dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol adalah andrographolida, flavonoid, tanin dan mineral.
Ekstrak kloroform daun sambiloto dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes yang mengalami komplikasi jangka panjang dan senyawa yang memiliki aktivitas tersebut adalah andrographolida. Ekstrak etanol daun sambiloto dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menghambat peningkatan resistensi insulin.
1. Andrographolida
Andrographolide adalah diterpenoid labdane yang merupakan komponen bioaktif utama dari Andrographis paniculata tanaman obat [1]. Andrographolide adalah zat yang sangat pahit diekstraksi dari batang dan daun Andrographis paniculata dari, yang ditanam untuk tujuan pengobatan di Cina dan India.
2. Flavonoid
Flavonoid senyawa polifenol yang mana-mana di alam dan dikategorikan, menurut struktur kimia, menjadi flavonol, flavon, flavanones, isoflavon, catechin, dan chalcones anthocyanidins. Lebih dari 4.000 flavonoid telah diidentifikasi, banyak yang terjadi dalam buah-buahan, sayuran dan minuman (teh, kopi, bir, anggur dan minuman buah). Flavonoid telah membangkitkan minat yang besar baru-baru ini karena efek potensial mereka menguntungkan pada kesehatan manusia-mereka telah dilaporkan memiliki antivirus, anti-alergi, antiplatelet, anti-inflamasi, antitumor dan kegiatan antioksidan.
3. Tanin
Tanin (tanin sayur alias, yaitu jenis biomolecule, sebagai lawan tanin sintetis modern) adalah, tanaman senyawa polifenol zat pahit yang mengikat dan presipitat protein dan berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid. Para astringency dari tanin adalah apa yang menyebabkan perasaan kering dan puckery di mulut setelah konsumsi buah unripened atau anggur merah. Demikian juga penghancuran atau modifikasi tanin dengan waktu memainkan peran penting dalam pematangan buah dan penuaan anggur.
Tanin panjang (dari Tanna, kata Jerman Kuno Tinggi ek atau pohon cemara, seperti di Tannenbaum) mengacu pada penggunaan tanin kayu dari pohon tarbantin di penyamakan kulit hewan ke kulit; maka kata "cokelat" dan "tanning" untuk pengobatan kulit. Namun, "tannin" istilah dengan perpanjangan secara luas diterapkan pada setiap senyawa polifenol yang cukup besar berisi hidroksil dan kelompok lain yang cocok (seperti carboxyls) untuk membentuk kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul lainnya. Senyawa-senyawa yang secara luas didistribusikan di banyak spesies tanaman, di mana mereka memainkan peran dalam perlindungan dari predator, dan mungkin juga dalam regulasi pertumbuhan.
Tanin memiliki berat molekul berkisar dari 500 sampai lebih dari 3.000 (ester asam galat) dan sampai 20.000 (proanthocyanidins). Tanin tidak kompatibel dengan alkali, gelatin, logam berat, besi, air kapur, garam logam, oksidator kuat dan seng sulfat, karena mereka membentuk kompleks dan endapan dalam larutan berair.
4. Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Cara Memperoleh Data
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, kami memperoleh data dengan metode internet dan metode kepustakaan, pada metode ini kami mencari bahan-bahannya dari buku-buku yang kami pinjam dari perpustakaan. Namun walaupun begitu tetap saja kami mendapat sedikit kendala, yaitu sedikitnya buku-buku yang menyediakan informasi yang kami cari, tetapi kami tetap berusaha untuk mencari bahan yang diperlukan.
3.2 Data yang Diperoleh
Data yang kami peroleh dari buku-buku yang telah menjadi sumber dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah informasi mengenai tanaman sambiloto dan penyakit diabetes mellitus dimana keduanya saling berhubungan. Dalam hal ini jugalah yang menjadi permasalahan dalam Karya Tulis Ilmiah ini selain itu diperoleh pada bagaimana proses penyembuhan penyakit diabetes mellitus karena mengonsumsi tanaman sambiloto.
3.3 Wawancara
Dalam memperoleh data, kami melakukam wawancara dengan Ibu Fatimah, seorang ibu rumah tangga yang pernah mengalami penyakit diabetes mellitus dan mengonsumsi tanaman sambiloto untuk mengobati penyakit tersebut. Selain itu, anak dari Ibu Fatimah pernah mengalami sakit malaria dan sembuh berkat mengonsumsi tanaman sambiloto. Wawancara dilakukam untuk melengkapi tinjauan pustaka agar diperoleh data yang lengkap dan akurat.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh kami kepada salah seorang yang disembuhkan dengan mengonsumsi tanaman sambiloto :
Tanya : “Apa penyakit yang anda derita?”
Jawab : “Saya menderita penyakit diabetes mellitus.”
Tanya : “Bagaimana anda mengatasi penyakit tersebut?”
Jawab : “Mula-mula saya berobat ke dokter. Tapi menurut saya ke dokter terlalu menghabiskan banyak uang. Kemudian saya mencoba untuk menggunakan obat herbal untuk mrngobati penyakit saya.”
Tanya : “Apakah anda menggunakan tanaman sambiloto sebagai obat herbal?”
Jawab : “Ya, saya mengonsumsi tanaman sambiloto sudah hampir 1 bulan selama saya diabetes mellitus.”
Tanya : “Apakah sampai sekarang anda mengonsumsi tanaman sambiloto?”
Jawab : “Ya sampai sekarang.”
Tanya : “Bagaimana khasiat yang anda rasakan setelah mengonsumsi tanaman sambiloto?”
Jawab : “Penyakit diabetes mellitus saya berangsur-angsur sembuh.”
Tanya : “Dalam bentuk apa anda mengonsumsi tanaman sambiloto?”
Jawab : “Saya mengonsumsi tanaman sambiloto dalam bentuk ramuan yang saya buat sendiri.”
Tanya : “Bagaimana cara anda meramu tanaman sambiloto sebagai ramuan obat herbal yang anda konsumsi?”
Jawab : “Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai warna air berubah kehitaman. Setelah dingin kemudian disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.biasanya setelah saya meminum nya saya minum sedikit sirup agar mulut tidak terlalu pahit”
Tanya : “Apa pesan anda kepada penderita penyakit diabetes mellitus lainnya?”
Jawab : “Cobalah obati penyakit dengan tanaman obat, karena selain mengobati penyakit, tanaman obat juga berfungsi untuk revitalisasi dan membangun tubuh yang rusak.”
BAB IV
ANALISIS DATA
Berdasrkan data yang diperoleh dari berbagai literatur dan narasumber, ternyata kandungan zat yang terdapat dalam tanaman sambiloto sangatlah lengkap dan ternyata juga mampu mencegah bahkan menyembuhkan berbagai penyakit seperti yang telah disebutkan di bab sebelumnya.
Teknologi yang sudah canggih dan obat-obat kimia yang mahal belum tentu dapat menyubahkan berbagai penyakit, khususnya penyakit diabetes mellitus. Banyak yang menderita penyakit diabetes mellitus akhirnya berpindah menggunakan obat alternatif. Salah satunya adalah tanaman sambiloto.
Berdasarkan dari bab sebelumnya, sambiloto memiliki kandungan kimia yang banyak. Oleh karena itu, sambiloto terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit salah satunya adalah penyakit diabets mellitus.
Di dalam tanaman sambiloto terdapat senyawa andrographolid sebesar 2,3 – 4,8 % dari berat keringnya, senyawa ini merupakan bahan aktif daun sambiloto yang banyak mengandung umsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium, dan asam kersik. Sehingga dalam mengonsumsi kita harus mengetahui terlebih dahulu kandungan yang terdapat di dalam tanaman tersebut.
Tanaman sambiloto memang rasanya pahit tetapi bisa dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker, tumor, darah tinggi dan diabetes mellitus. Di Indonesia, tanaman ini banyak diminati orang untuk menyembuhkan penyakit tetpi masih banyak orang yang tidak mengetahui jenis tanaman ini dan khasiat yang sangat banyak.
Sudah banyak orang khususnya para orang yang menderita penyakit diabetes meliitus yang mengonsumsi sambiloto tetapi terkadang tidak suka dengan rasanya yang pahit padahal rasa pahit itu bisa diminimalisir dengan cara mencampurkan gula aren, kunyit atau jahe agar rasa pahit itu tidak terlalu pahit di mulut.
Di berbagai negara lainnya seperti Cina, Thailand juga menggunakan tanaman sambiloto untuk berobat. Tanaman ini banyak digunakan orang dewasa bahkan orang lanjut usia kalau anak-anak juga boleh menggunakan tanaman sambiloto tetapi takarannya jangan disamakan dengan orang dewasa. Tanaman ini banyak dikonsumsi dalam bentuk kapsul tetapi menurut penelitian paling baik mengonsumsinya dengan cara direbus. Khasiatnya pun lebih cepat direbus dari pada dalam bentuk kapsul karena takarannya berbeda.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melakukan pencarian bahan dan wawancara kepada narasumber untuk kepentingan Karya Tulis Ilmiah ini kemudian menganalisis data yang telah didapatkan, kami dapat menyimpulakan beberapa hal yaitu sambiloto adalah tanaman yang bias menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti diabetes mellitus, kanker, tumor, tifus, gondok, malaria dan sebagainya. Selain itu sambiloto termasuk tanaman yang mudah di dapat di daerah-daerah seperti Kalimantan, Jawa, dan Sumatra. Tanaman ini mudah dikenali dengan cirri-ciri yang kami jelaskan sebelumnya.
5.2 Saran
Berdasarkan fakta yang ada dan kendala-kendala dalam proses pengerjaan karya tulis ini, maka kami menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kami berharap agar suatu hari nanti dapat dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman sambiloto, sehingga dapat kita ketahui lebih jelas kandungan kimianya.
2. Agar negeri kita juga memproduksi tanaman sambiloto seperti halnya negara-negara maju untuk kemajuan SDM yang bersaing di dunia.
3. Diharapkan kita senantiasa mengasah, menggali dan memberdayakan segala potensi diri yang luar biasa untuk senantiasa belajar, menggali ilmu pengetahuan, dan membaca semesta, disertai niat yang kuat, tujuan yang jelas dan motivasi yang tinggi.
4. Bagi para pembaca, penulis berharap apabila ada penulisan ada kekeliruan dimohonkan partisipasinya untuk dapat menyampaikan kekurangan tersrbut agar karya tulis ini dapat disempurnakan kembali dan bermanfaat bagi pembaca.
5.3 Saran untuk Pengembangan Karya Tulis Ilmiah
Berhubung terbatasnya waktu dan sumber informasi yang kami gali, maka masih banyak kekurangan pada karya tulis ini. Untuk itu kami ingin memberikan saran yang mungkin kelak mungkin dapat membantu pengembangan karya tulis selanjutnya:
1. Perbanyak sumber informasi dalam pembuatan karya tulis.
2. Sebisa mungkin wawancara kepada orang yang berpotensi di bidangnya agar dapat menunjang keakuratan informasi.
3. Lakukan pengembangan penelitian yang lebih luas, baik dalam cakupan objek penelitian maupun frekuensi penelitian yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
http://Sentra%20Informasi%20Ilmu%20Pengetahuan%20dan%20Teknologi%20(IPTEK).htm di akses 29 juni 2010
BIODATA PENULIS
Nama : Fansuci Putri Lestari
Panggilan : Uchii
TTL : Banjarmasin, 6 Maret 1994
Agama : Islam
Hobi : Nonton film, dengerin lagu, karaoke, dan asal menyenangkan
NIS : 7510
Alamat : Komplek Palapan Permai blok E no. 62 RT. 15
Makanan Favorit : Semua yang halal, enak, dan mengenyangkan
Minuman Favorit : Semua yang halal dan enak
Warna Favorit : Merah
Pesan : Selagi masih ada waktu, terus berusahalah meraih impian yang ingin dicapai
Nama : Sholihin Ramdhani
Panggilan : Sholihin
TTL : Banjarmasin, 27 Februari1995
Agama : Islam
Hobi : Melakukan sesuatu yang bermanfaat
NIS : 7427
Alamat : Jln.A .Yani Km 7 Komp Griya Pemurus Indah Blok K No 5
Makanan Favorit : Semua yang halal
Minuman Favorit : Semua yang halal
Warna Favorit : Biru
Pesan : Do not ever regret giving god, because that's what's best for you
LAMPIRAN
Thanks to
Alhamdulillahi rabbal’alamin. Yang paling pertama dan yang paling utama kami ingin mengucap rasa syukur kepada Allah swt yang maha kuasa, yang mana sampai detik ini kami masih diberi kesehatan, keluarga yang saying kepada kami, dan teman-teman yang baik. Semoga kami senantiasa bersyukur & menjalankan segala perintah-Nya dengan ikhlas dan benar.
Bapak Drs. H. Fathurrahman Nunci, M.Pd atas segala bimbingan dan arahannya yang telah diberikan kepada kami siswa-siswi SMA Negeri 7 Banjarmasin.
Bapak Rahmat S.Pd selaku wali kelas XI IA 4 yang telah banyak memberikan pengetahuan, perhatiannya serta dukungan dan bimbingan yang selalu bermanfaat bagi kami dan teman-teman.
Bapak H. Sugian Noor, M.Pd selaku guru pembimbing I atas penyelesaian karya tulis ini. Kami ucapkan terima kasih atas segala perhatian dan pengetahuan yang telah diberikan dan atas bimbingan dalam mengerjakan karya tulis ini kepada kami dan teman-teman.
Ibu Dra. Ida Rusmilawati, M.Pd selaku guru pembimbing II atas bantuanya dalam pengoreksian karya tulis kami yang berjudul Khasiat Sambiloto untuk Pengobatan Penyakit Diabetes Mellitus sehingga bisa selesai dengan baik.
Seluruh dewan guru beserta Staf Tata Usaha SMA Negeri 7 Banjarmasin, terima kasih atas bimbingan yang kalian berikan selama kami bersekolah di Smaven ini.
Special thanks buat semua teman-teman XI IA 4. Tiga kata buat kalian: Asyik, Gokil, Lucu. Kalian adalah teman-teman terhebat sepanjang masa. Dua tahun sekelas dengan kalian akan sangat banyak kenangan indah yang tidak bisa untuk dilupakan. Kalian akan selalu di hati. ♥
Semua teman-teman di SMA Negeri 7 Banjarmasin dari kelas X, XI dan XII. Kami sangat-sangat berterima kasih atas segala bantuannya dalam mengerjakan karya tulis ini. Kami juga ingin meminta maaf jika ada kelasalahan yang kami perbuat dengan sengaja atau tidak sengaja.
Seluruh teman-teman Paskibra SMA Negeri 7 Banjarmasin. Berjuang terus ya demi nama baik sekolah kita. Jadikanlah sekolah kita menjadi tetap yang terbaik dan terfavorit. SMAVEN.. SMAVEN.. SMAVEN.. YES!! JAYA!!!!....
XI IPA 4



Tidak ada komentar:
Posting Komentar