Lawatan Sejarah Nasional kali ini di adakan di Kota Ambon, Provinsi Maluku dari tanggal 25 – 29 Oktober 2011. Dengan Tema “ Menelusuri Peninggalan Sejarah Kita Rajut Simpul – simpul Keindonesian di Negeri Raja-raja”.
Semenjak lawatan sejarah daerah pada saat tanggal 4 juli – 6 juli 2011, dan saya terpilih mewakili Kalimantan Selatan untuk mengikuti LASENAS 2011 di Ambon. Kurang lebih saya menunggu 3 bulan untuk mengikuti kegiatan tersebut, sambil membuat karya tulis sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti LASENAS. Para pembaca bisa melihat kaerya tulis saya di artikel yang sebelumnya.
Akhirnya bulan oktober pun tiba, segala persiapan telah saya lengkapi, saya berangkat dari Banjarmasin pada tanggal 24 Oktober 2011, lalu transit ke Jakarta untuk bertemu dengan rombongan yang lainnya. Dari Jakarta kami berangkat jam 00.30 WIB ke Ambon dan sampai disana pada tanggal 25 Oktober, sungguh perjalanan yang melelahkan.
Pada saat di Bandara Soekarno-Hatta saya berkenalan dengan anak –anak dari daerah lain
Dari sebelah kiri saya sendiri Sholihin Ramdhani Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Punjung Wijaya dari Jakarta, Hidayatul Fikri dari Tangerang, Ikbal Prakoso dari Karawang, dan Muhammad Aryho R dari Bengkulu. Yang spesial dari foto ini adalah, yang mengambilkan foto ini adalah Melissa bPutri Latar, Putri Pariwisata Indonesia 2011.
Dengan polosnya si Ikbal minta fotoin kami sama putri pariwisata yang cantik itu, soalnya si ikbal gak tau kalau mba-mba yang memfotoin tadi adalah putri pariwisata.Hahahahaahha
Pada saat rombongan kami tiba di Ambon, kamipun di jemput oleh panitia LASENAS dari daerah Ambon dan dibawa ke suatu gedung yang letaknya tidak terlalu jauh dari Bandara Patttimura, rombonganpun langsung di sambut dengan tarian daerah Maluku *saya lupa nama tariannya apa,hhheee*
Setelah dari gedung di dekat bandara tadi rombongan pun di bawa ke hotel untuk beristirahat sejenak sambil menunggu peserta dari daerah lain datang . Setelah istirahat, sekitar pukul 14.00-15.00 WITA, diadakan pembekalan peserta oleh panitia dan ada sesi tanya jawab juga lohhhh sama Putri Pariwisata 2011.
Sehabis sesi tanya jawab saya sempat foto-foto sama sang putri cocok kan?????
Ada yang namanya Ibu Mice disana, beliau sudah tua tapi masih sangat lincah kaya anak muda yang umurnya masih 17 tahun juga.......
Beliau ngajarin kita nyanyi lagu daerah Maluku, buat nanti malam pembukaan, lagu yang kami nyanyikan sangat bagus maknanya, menjunjung tinggi persaudaraan walaupun kita berbeda-beda.
Dari yang sebelah kiri itu namanya Dedi Bagong, dia teman sekamar aku di Hotel Amans Ambon, yang disebelahnya lagi si Subandi orangnya sangat Hyperaktiff -_______- , kalau yang 2 perempuan disebelahnya lagi aku lupa namanya siapa #maafyaaaaaaa :D
Dengan berakhirnya pembekalan, kegiatanpun kemudian dilanjutkan dengan Babak Penyisihan Kuis kesejarahan
Nihhhh liat ngumpulnya kaya orang yang lagi ngantri BBM aja...................!!!
Malam harinya seluruh peserta pergi ke kantor gubernur mengkutu acara pembukaan LASENAS 2011, disni peserta di sambut lagi dengan tarian daerah tari Tifa namanya kalau gak salah
Sehabis mereka nari langsung dah kita semua peserta ngajakin foto bareng sama penari-penari Tifa tadi
Saya sendiri juga sempat berfoto dengan mereka
Yang menjadi perwakilan penyematan peserta LASENAS 2011 saya dengan Ni Puti Devy Prahaswari dari SMAN 6 Mataram.
Dengan hikmatnya kita semua menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Yang membuka kegiatan LASENAS adalah Wakil Gubernur Maluku, pembukaan dilakukan dengan cara memukul Gendang 5 Kali
Sehabis pembukaan ada acara makan malamnya, sembari mau ngantri makan sempat-sempatin foto dulu dah.
Seluruh peserta foto bareng sama Wagub
Sehabis pembukaan pesertapun kembali ke Hotel untuk beristirahat.
Rabu, 26 Oktober 2011
Hari kedua di Ambon, 6.00 – 7.00 waktunya sarapan pagi. Ketika keluar kamar, dengan keadaan yansg udah siap. Pertama-tama saya mengetuk pintu kamar si Satria sama si Reza, ternyata mereka pun juga sudah siap. Kemudian saya mengetuk pintu kamar si Aryho dan Punjung, eehhhhhhh ternyata pada saat diketuk pintunya mereka malah baru bangunnnnn.Hahahahahhhhaaaa
Kami semuapun turun bersama-sama untuk makan di Restaurant hotel yang jaraknya tidak terlalu jauh. Sedikit mengabadikan diri di depan loby Hotel Amans.hhhheee
Sehabis makan pesertapun pergi ke BPSNT Ambon, mengikuti dialog interaktif dengan narasumber Dr. Anhar Gonggong, Dr. Bondan Kanumoyoso, Dr. Yudi latif dengan moderator Ibu Bety S Hetarian. Tema dialognya yaitu “Pertautan simpul-simpil keindonesian di negeri raja-raja’’. Tapi sangat sayang seklai Dr. Anhar Gonggong todak bisa datang karena sedang melaksanakan ibadah haji
Sehabis dialog interaktif berakhir, para pesertapun pergi menuju Desa Hila, untuk mengunjungi Benteng Amesterdam, Mesjid Tua Wapauwe, dan Gereja Tua Imanuel. Sesampainya di desa Hila rombongan kami disambut oleh warga disana dengan tarian tradisionalnya.
Lumayan seremkan???
Para penari tersebut menari dengan bersemngat. Tiba-tiba ada juga warganya yang berlarian untuk mendangi penari tersebut, kemudian ikut menari, lalu sayapun bertanya kepada salah seorang warga kenapa dengan orang tersebut jadi bisa seperti itu??? Diapun menjawab orang tadi ikut menari KESERUPAN. Wauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Tarian tersebut mengiringi kami sampai ke Benteng Amesterdam
Benteng Amsterdam merupakan bangunan tua yang sudah berusia ratusan tahun, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah penguasaan VOC di Ambon. Benteng ini terletak di tepi pantai yang sangat tenang dan indah, atapnya sudah terpasang rapi. Warna merahnya mencorok. Kontras dengan laut biru di belakang benteng. Itu bukan atap asli. Yang masih asli peninggalan Belanda dalam benteng ini adalah lantai batunya, tembok semen, dan kayu-kayu penopang beserta tangga menuju lantai atas. Juga teras kayu di lantai dua. Benteng Amsterdam ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1512 kemudian diambil alih oleh Belanda pada abad ke-17.
Bagian dalam dari Benteng Amesterdam
Ruangan ini dulunya digunakan untuk menyimpan rempah
Lantai 2 Benteng Amesterdam
Dari lantai 3 atas Benteng Amesterdam dapat kita lihat pula pemandangan yang indah
Setelah berkunjung ke Benteng Amesterdam rombongan kamipun melanjutkan perjalanan ke Mesjid Tua Wapauwe yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan Benteng Amesterdam.
Lagi dan lagi, rombongan kami disambut dengan tarian daerah
Mesjid Tua Wapauwe, menyimpan sejarah peradaban agama-agama dunia, Provinsi Seribu Pulau, Maluku juga menyimpan peninggalan sejarah Islam yang masih ada dan tidak lekat dimakan zaman. Di utara Pulau Ambon, tepatnya di Negeri (desa) Kaitetu Kecamatan, Leihitu Kabupaten, Maluku Tengah, berdiri Masjid Tua Wapauwe. Umurnya mencapai tujuh abad. Masjid ini dibangun tahun 1414 Masehi. Masih berdiri kokoh dan menjadi bukti sejarah Islam masa lampau.
Masjid yang masih dipertahankan dalam arsitektur aslinya ini, berdiri di atas sebidang tanah yang oleh warga setempat diberi nama Teon Samaiha. Letaknya di antara pemukiman penduduk Kaitetu dalam bentuk yang sangat sederhana. Konstruksinya berdinding gaba-gaba (pelepah sagu yang kering) dan beratapkan daun rumbia tersebut, masih berfungsi dengan baik sebagai tempat ber-shalat Jumat maupun shalat lima waktu, kendati sudah ada masjid baru di desa itu.
Bangunan induk Masjid Wapauwe hanya berukuran 10 x 10 meter, sedangkan bangunan tambahan yang merupakan serambi berukuran 6,35 x 4,75 meter. Typologi bangunannya berbentuk empat bujur sangkar. Bangunan asli pada saat pendiriannya tidak mempunyai serambi. Meskipun kecil dan sederhana, masjid ini mempunyai beberapa keunikan yang jarang dimiliki masjid lainnya, yaitu konstruksi bangunan induk dirancang tanpa memakai paku atau pasak kayu pada setiap sambungan kayu.
Ini bagiannya dalamnya
Hal lainnya yang bernilai sejarah dari masjid tersebut yakni tersimpan dengan baiknya Mushaf Alquran yang konon termasuk tertua di Indonesia. Yang tertua adalah Mushaf Imam Muhammad Arikulapessy yang selesai ditulis (tangan) pada tahun 1550 dan tanpa iluminasi (hiasan pinggir). Sedangkan Mushaf lainnya adalah Mushaf Nur Cahya yang selesai ditulis pada tahun 1590, dan juga tanpa iluminasi serta ditulis tangan pada kertas produk Eropa.
Rombongan kamipun selanjutnya melaksanakan sholat zhur berjamaah di mesjid ini. Kemudian makan kerumah Raja di desa Hila, Maluku memang memiliki banyak sekali raja.
Disini kami disambut dengan lagu daerah Maluku yang dinyanyikan oleh pelajar SMA di Ambon, Putri Pariwisata dan Ibu Mice ikut nyanyi juga tuhhhh.
Sembari mereka menyanyi kami peserta LASENAS dipersilahkan untuk mencicipi hidangan yang telah disediakan
Sayapun memilih untuk mencoba memakan Pappeda yaitu makanan yang terbuat dari sagu......
Makannya dicampur dengan ikan masak kuah kuning
Ibu yang satu ini juga memilih makan Pappeda
Teman-teman saya seperti Reza, Aryho, Punjung, Satria juga langsung mencoba makan Pappeda, Cuma si Ikbal yang tidak makan Pappeda. Rasanya agak sedikt aneh dilidah saya, mungkin karena tidak terbiasa.hhahhaahhahaha
Sehabis makan para peserta melakukan senan poco-poco bersama. Ashoyyyyyy dahhhh
Setelah kenyang makan, rombongan LASENAS melanjutkan perjalanan ke Gereja Tua Imanuel
Gereja ini dibangun pada tahun 1780 dan selesai tahun 1781 pada pemerintahan Belanda dengan Gubernurnya Bernadus Van Pleunren. Pada tahun 1919 menara dan bangunan gereja mengalami kerusakan karena gempa bumi. Pada tahun 1919 dibawah pimpinan Arnold Pattiwael gereja diperbaiki dengan meniadakan menara.
Gereja Imanuel memiliki 7 buah kusen jendela tapi tidak memiliki daun jendela dan hanya dipasang
trali kayu menyilang , dan 2 buah pintu masing-masing pintu depan dan pintu belakang pada ruang
Seharian penuh kami telah melawat ke Berbagai tempat, akhirnya kamipun kembali ke Hotel dan beristirahat. Pada jam 8 dilaksanakan babak Final Kuis Kesejarahan, di babak semifinal ada 6 peserta, kemudian di final menjadi 3 peserta. Dan pemenang kuis kesejarahan ini adalah Muhammad Aryho Ramadhan dari Bengkulu. Emanggg pinter si Aryho ini.
Setelah kuis kesejarahan selesai semua pesertapun dapat beristirahat......!!!!!!!!!!!!!!
Sehabisnya kuis sayapun kembali kekamar ternyata Subandi , Winsya dan lainnya datang ke kamar saya. Seperti inilah kelakuan Subandi di Kamar saya
Sampai akhirnya mereka kembali ke kamar mereka masing-masing.
Kamis 27 Oktober 2011
Pada pagi harinya kegiatan kami diawali sarapan pagi dulu. Sehabis sarapan sambil menunggu peserta yang lain selesai makan kami pada foto-foto lagi.wkwkwkwkwk
Reza tidak sengaja tertangkap kamera pada saat dia lagi Pedekate #Cieeeeeeeeeeee
Sehabis itu kami kedepan hotel dan bernyanyi bersama-sama
Berbagai Expresi yang tertangkap kamera
Akhirnya bus yang menjemput kami datang, rombongan melalukakn perjalanan ke Kantor Walikota Ambon.
Rombongan kami disambut dengan hangat oleh walikota Ambon
Bapak walikota Ambon menjelaskan tentang kotanya, dari tempat pariwisata yang ada, sampai masalah kependudukan yang ada di Ambon.
Reza tidak sengaja tertangkap kamera pada saat dia lagi Pedekate #Cieeeeeeeeeeee
Ini semuanya lagi pada nyanyil agu Ambon, judulnya Gandong
Sehabis dari Kantor Walikota Ambon, kami melanjutkan perjalanan ke Benteng Victoria yang berada di pusat kota Ambon
Benteng Victoria merupakan tempat bersejarah yang terletak tepat di pusat kota Ambon. Benteng tertua di Ambon ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1775, yang selanjutnya diambil alih oleh Belanda. Belanda kemudian menjadikan benteng ini sebagai pusat pemerintahan untuk mengeruk harta kekayaan masyarakat pribumi, berupa rempah-rempah yang melimpah di bumi Maluku.
Di dalam benteng dapat ditemui sisa-sisa meriam berukuran raksasa. Di beberapa kamar terdapat patung berukir terbuat dari kayu pilihan, peta perkembangan kota Ambon dari abad XVII hingga abad IX, dan beberapa koleksi lukisan para administratur Belanda di Maluku. Dengan melihat peninggalan ini pengunjung dapat merekam sejarah lahir dan berkembangnya kota Ambon.
Sedangkan ruas jalan di sisi depan benteng atau yang disebut “Boulevard Victoria” menghubungkan langsung ke arah bibir Pantai Honipopu. Tepat di depan benteng, dapat langsung menyaksikan Teluk Ambon yang sangat indah di saat senja hari, khususnya ketika matahari mulai tenggelam.
Kunjungan selantjutnya dilaksanakan ke Monumen Pattimura yang jaraknya sangat dekat dengan Benteng Victoria
Kapitan Pattimura ( Thomas Matulessy ) bersama rekan-rekannya Anthony Rebook, Said Perintah, Philip Latumahina dijatuhi hukuman mati. Tugu pahlawan Nasional Pattimura didirikan oleh Kodam XVI Pttimura pada tanggal 15 Mei 1972 oleh Pangdam XVI Pattimura Brigjen Wing Wiryawan. Pada masa pemerintahan Gubernur Karel Alberth Ralahalupatung ini kemudian direnovasi kembali.
Perjalanan dilanjutkan Tugu Pendaratan Siliwangi di Batumerah.
Tugu ini adalah tugu peringatan yang di bangun tanggal 5 November 1950 oleh Bn Luccas dari Divisi – VI Siliwangi8 yang mendarat di Batumerah dalam rangka merebut benteng Victoria yang adalah pusat dari pertahanan RMS di dalam kota. Dalam Pertempuran pasukan Siliwangi dengan RMS terdapat beberapa korban sehingga untuk mengenangnya tugu ini dibangun.
Kegiatan berikutnya adalah melakukan penanaman pohon dipinggir jalan, hal ini merupakan salah satu upaya agar bumi kita Go Greenn
Ini dia pohon yang saya tanam
Teman – teman yang lain juga menanam pohonya masing-masing
Foto dulu sama teman-teman .hahahah
Semoga apa bila saya nanti bisa menginjakkan kaki ke Ambon, saya berharap agar nantinya pohon yang saya tanam ini tumbuh tinggi dengan daun-daunya yang rindang.
Perjalanan dilanjutkan ke Desa Tulehu, disini rombongan kami disambut dengan atraksi seni tarian dari anak-anak di Desa Tulehu
Langsung foto sama Mayoretnya
Setelah rombongan kami disambut, dengan berjalan kaki beberapa ratus meter kamipun tiba di Situs Makam Slamet Riyadi
Pada sabtu, 4 November 1950 sore, Letnan Kolonel Ignatius Slamet Ritadi memerintahkan pasukan Grup II Komando Pasukan Maluku Selatan atau KP Malsel mendekati Benteng Victoria. Menurut laporan intelejen, di Benteng bekas VOC tersebut masih bertahan sisa-sisa pasukan Republik Maluku Selatan (RMS). Pada sisi lain, Slamet Riyadi juga menerima informasi, benteng itu jumat siang sudah bisa direbut pasukan Mayor Lukasa Koestarjo dari Divisi Siliwangi. Slamet Riyadi ada didalam panser paling depan,dikemudikan Kapten Kless, Komandan Eskader Kavaleri. Di belakangnya dua panser mengikuti. Tiba-tiba tembakan gencar berdatangan dari arah benteng, langsung menghujani pertahanan pasukan TNI. Slamet Riyadi tidak pernah tahu bahwa pada sabtu dini hari pasukan komando RMS telah menguasai kembali Benteng Victoria sekaligus mengusir keluar anak buah Lukas Koestarjo. Maka, apa yang disangka Slamet Riyadi bahwa benteng itu masih dikuasai APRIS, keliru. Seorang sniper RMS dari benteng victoria sabtu sore seperti menemukan durian runtuh. Dengan jelas dia melaiht Slamet Riyadi keluar dari dalam penser. Sebuah tembakan langsung terdengar, pelurunya meluncur tepat mengenai bagian perut Slamet Riyadi. Melihat tubuh komandanya jatuh, Klees langsung memerintahkan kedua penser lain menghujani benteng dengan tembakan gencar. Tindakan itu agar bisa memeberi kesempatan kepada dirinya membawa Slamet Riyadi. Slamet Riyadi menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 4 novemver sabtu malam. Dan mayatnya dimakamkan di sebuah desa kecil di Tulehu, situsnya berdekatan dengan ru,mah warga.
Sehabis dari Stus Makam Slamet Riyadi kami melanjutkan perjalanan ke Munumen Siliwangi di Tulehu
Perjalana langsung dilanjutkan ke Pesisir Pantai #saya lupa apa nama pantainya salah satu kegiatan yang saya tunggu dari jadwal yang ada yaitu atraksi Bambu Gila. Tapi sebelumnya kami mengisi perut menu disiang ini
Sambil makan sambil mengabadikan diri di Pantai yang Indah iniii, contohnya saya sendiri
Yang lainnya juga
Si subandi, desy, dan veno
Si satria, fikri, dan reza
Sehabisnya kami makan, ada atraksi Bambu Gila yang ditampilkan oleh warga setempat, atrisi ini membuat kami sangat penesaran. Langsung dah cekidotsss
Pertama-tama pawangnya ngebakar batok kelapa atau menyan, saya sendiri tidak tau apa itu pastinya
Atraksi ini di iringi oleh musik, kayanya ini musik daerah khas sana sihhh
Kemudian stelah bakar-bakar selesai para pemuda telah bersedia untuk memegang bambu yang akan di bacakan mantra oleh pawangnyaaaaaaa.
Semakin lama bambu trsebut bergerak, seakan-akan menggila, kata orang sekitar yang membuat bambu itu bergerak, karena adanya Roh yang masuk kedalamnya.
Semakin lama bambu semakin menggila, sampai akhirnya para pemuda terjatuh dan bambu gila pun selesai.
Kami para peserta juga tak ingin kalah dengan para pemuda yang main bambu gila tadi, rugi datang jauh-jauh ke Ambon kalau tak mencoba bermain bambu gila. Saya, Reza, dan Satria, dan salah seorang guru pendamping memcoba bambu gila
Sama seperti sebelumnya, bambu yang telah di pegang di bacai mantera
Kemudian bambu mulai menggila, waw percaya tidak percaya bambu tersebut bergerak
Saking gilanya bambu tadi, bambu tersebut membuat kami semua terjatuh
Sehabis permainan bambu gila, kami yang main di ajak foto sama peserta LASENAS yang lainnya, udah kaya artis aja.wwkwkwkwk
Sungguh pengalaman yang tidak akan terlupakan, bisa nermain bambu Gila, TOPBGT
Selesainya bermain bambu gila kamipun melanjutkan perjalanan ke Monumen Senopati 2
*Keterangan Bisa di Cari di Google* (lagi males ngetik yang panjang lebar,hhheee)
Sehabis dari Monumen Senopati 2 rombomgan melanjutkan perjalanan ke Monumen Martha Tiahahu, monumenya sendiri terletak di atas bukit, dari batas sini kita dapat melihat kota ambon. Sangat Indah Sekali
Martha Christina Tiahahu merupakan gadis remaja asal Abubu Nusalaut yang terlibat dalam perang Pattimura 1817. Ayahnya adalah seorang Kapitan bernama Paulus Tiahahu. Ketika Pattimura tertangkap maka para pembantunya juga ditangkap. Paulus yang merupakan orang yang membantu Pattimura harus menjalani hukuman mati didepan benteng Beverwijk di Sila Nusalaut. Marhta pun tertangkap dan diatas kapal Eversten menju Banda Naira Martha meninggal dan mayatnya disemayamkan dilaut Banda.
Sempat mengabadikan diri disini
Bersama teman-teman
Ala Cherrybell
Hari semakin sore, kamipun melanjutkan Perjalanan ke Kantor dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ambon karena ada kegiatan FGD ( Focus Group Discussion ) Untuk para peserta dan guru.
Guru dan murid di pisah lalu di bentuk kelompok.
Untuk murid ada 5 kelompok. Saya ada di Kelompok 5. Kelompok yang paling asik, heboh dan gokil. Terbukti dengan bisanya kelompok kami menjadi juara 1 di FGD untuk kategori murid. Hal yang didiskusikan tentang situs-situs yang telah kami kunjungi, yang mana kira-kira dari situs tersebut yang harus ditingkatkan kelestariannya serta perawatnnya.
Setelah selesai kegiatan FGD kamipun kembali ke Hotel untuk beristirahat.
Jum’at 28 Oktober 2011
Pagi yang cerah kembali menyambut kami.... pada pagi hari ini kami seluruh peserta harus bangun lebih awal karena akan mengikuti Upacara Sumpah Pemuda di Lapangan Stadiun Mandala Remaja, Karang Panjang. Kami para peserta yang murid kesana harus menggunakan akain adat dari masing-masing daerah.
Pas waktu sarapan pagi, juga pakai baju adat biar langsung bisa pergi nantinya
Sehabis makan kami langsung pergi tempat upacara seperti ini suasanya
Kamipun duduk di depan, panas sekali, karena kami langsung berhadapan dengan matahari tak terlindungi oleh tenda
Tamu undangan yang hadir
Bapak-bapak TNI
Paskibraka melangkah dengan gagahnya, liat mereka jadi ingat sama diri sendiri sewaktu mengibarkan sang Merah Putih pada tanggal 17 Agustus di Kantor Gubernur Prov. Kalsel
Bendera yang telah di bentangkan kan
Bapak Wagub lagi hormat
Sehabis sudah upacara sempat foto2 lagi, tapi disuruh buru2 sama pihak panitia daerahnya, takut kalau ada yang pingsan. Soalnya waktu upacara tadi ada salah seorang dari peserta pingsann
Kegiatan dilanjutkan dengan Dialog Interktif Kesejarahan, bisa diliaht sendiri apa tema dialognya dan narasumbernya
Narasumberr
Tempat diskusinya ini di BPSNT Ambon. Sehabis dialog kesejarahan. Para peserta di berikesempatan untuk melaksanakan ibadah sholat jum’at. Kami sholat di mesjid Rayanya Ambon. Tapi masih belum jadi dalam proses pembangunan. Maaf tidak ada fotonya para pembaca.
Habis sholat jum’at kami diajak melawat ke Museum Siwalima Ambon. Didalamnya terdapat bermacam-macam benda yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi pastinya.
Ini dia barang-barang yang ada didalam museumnya
Pihak museum juga ada mengadakan Demo Eskavasi, yang bertujuan biar kita tau bagaimana cara membuka lapisan tanah agar tanah yang telah digali tidak rusak, dan banyak lagi tujuannya.
Alat-alat yang gunakan
Setelah kunjungan dari museum. Kami kembali kehotel untuk bersiap-siap mengikuti acara penutupan LASENAS 2011, kami harus pakai baju adat lagi dalam acara ini serta menunjukkan kesenian dari daerah kami masing-masing baik menyanyi menari dan lain-lain
Setelah siap kami berkumpul di loby hotel sambil menunggu yang lain.
Sempat foto2 lagi
The best picture, padahal ada yang lebih hina dari pada ini, tapi kayanya cukup yang ini saja. Maaf ya aryho, reza, ikbal just for fun :D
Bersama dengan yang lainnya
Ini bersama Chendra Makalalag dari SMKN 1 Kotamobagu-Sulut
Nah kalau foto yang ini bersama Ibu Hendraswati, beliau merupakan peserta dari BPSNT Pontianak, beliau ini lah bersama BPSNT Pontianak mengadakan LASEDA di Kalsel, sampai akhirnya saya dan pak sayuti yang terpilih untuk mengikuti LASENAS 2011.
Beliau ini orangnya sangat baik dan perhatian.Semoga kita bisa bertemu lagi bu hendras. Saya tidak akan pernah melupakan ibu :D, yang sudah membantu saya dalam mempersiapkan diri mengikuti LASENAS.
Setelah seluruh peserta siap rombonganpun berangkat ke Aula Xaverius Ambon, tetapi sebelum sampai disana kami bersinggah ke gong perdamaian terlebih dahulu.
Langsung foto-foto ajaaa
Foto yang ini dengan Syah Reza Pahlevi SMAN 1 Cilegon-Banten dan Ester Yanti SMAN 1 Pangkalpinang. Kalau si Aster ini sebelum bisa mengikuti kegiatan LASENAS sebelumnnya pada bulan agustus di bertugas di Istana Negara untuk mengibarkan sang merahputih apalagi kalau bukan PASKIBRAKA, hebat sekali kan.
Ini bersama dengan aryho, reza, dan ikbal
Kalau yang ini dengan pak Sayuti, yang satu kontingen dengan aku.
Waktu yang diberikan pada saat di Gong Perdamain sangat sedikit. Langsung kami menuju ke Aula Xaverius. Tak pernah lupa untuk mengabadikan diri,
Ini berfoto dengan anak Retno Putri Setiawan tanjung pinang .
Dengan desy, rasanya nama peserta LASENAS yg murid perumpuannya banyak yang namanya desy, jadi lupa-lupa ingat sama kalian. Maaf sekali yaaa mohon dimaklumi
Acaranya malam ini ada jamuan makanmalam dengan Walikota Ambon, Sambutan Direktur nilai sejarah dan purbakala, penyerahan penghargaan dan hadiah, pegelaran seni dan budaya, sambutan walikota sekaligus menutup kegiatan LASENAS dan doa.
Ini saya dan teman-teman yang lainnya perfom grup ini kami namai NUSANTARA,karena di grup ini terdapat anak-anak dari berbagai daerah, lagu yang kami bawakan yaitu Indonesia Pusaka, Bendera
Kegiatan ditutup dengan pemukulan gendang
Yang difoto ini pemenang Karya Tulis dapat tropi dan uang tunai looo
Yang ini peserta terbaik LASENAS 2011, congratulations for Aryho
Yang ini foto pemenang Grup Disscusion grup saya jadi juara 1 lhooo. Hahahahah
Sehabis pengumuman ada pertunjukan seni dan budaya lagi
Reza menunjukkan atraksi silat dari Banten
Dwi restika dan Citra dewi maisarah dari aceh mereka nari, saya lupa tari apa namanya
Ini si Ni Puti Devy Prahaswari dari SMAN 6 Mataram dia juga nari
Kalau yang ini saya sendiri yang perfom, saya membawakan tarian kuda gepang
Yang ini para peserta dari Ambon yang mempersembahkan sebuah tarian untuk kami semua
Acara makan-makan, sambil foto-foto juga
Dengan ikbal from karawang
Dengan aryho dan ikbal, sok imut banget ikbal
Dengan punjung dan ikbal
Dengan satria, reza dan febi ................................................
Dengan ikbal, chendra, bu Fitri Ekayani dan reza
Dengan febi, gita dan reza
Foto bersama semuanya
Sehabisnya acara kamipun pulang ke Hotel untuk beristirahat. Kalau saya dan beberapa peserta yang lainnya packing lantaran esokya saya sudah harus pulang ke Banjarmasin. Tapi di malam terakhir ini seluruh peserta yang sisiwa begadang bersama di Lantai 4 di daerah lorongya. Tapi sampai pada akhirnya mata tak kuat lagi menahan ngantuk, kamipun kembali ke kamar masing-masing.
Sabtu, 29 Oktober 2011
Jam 5 pagi kami sudah harus siap, sarapanpun sudah di Lakukan. Dengan perasaan sedih saya dan teman-teman yang lainnya dari daerah harus berpisah. Saya 1 penerbangan ke Jakarta dengan punjung, aryho, reza, ikbal, fikri, desy yang dari sumatera itu, desy yang dari jakarta dan para panitia pusat.
Ini foto-foto waktu di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika kami mendarat di Makassar untuk mengisi bahan bakar.
With punjung dan ikbal
With Reza. Aryho, Ikbal, dan Punjung
Dengan tambahan si fikri
Dengan tambahan desy from jakarta dan ibu panitia
Dengan Aryho
Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan dari Ambonke Makassar dan ke Jakarta. Akhirnya kami semua harus berpisah di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Punjung kembali kerumahnya di jakarta, si Reza kembali ke Banten Fikri ke Tangerang, Ikbal ke Karawang. Sementara saya, Aryho dan desy dari sumatera serta beberapa guru pendamping yang lainnya harus menunggu di Terminal-terminal Maskapai penerbangan yang akan membawa kami kembali ke kota masing-masing.
Saya sendiri berangkat jam setangah 4 sore dan tiba di Banjarmasin jam 7 malam. Sungguh perjalanan yang melelahkan.
Pengalaman berharga ini tak akan pernah saya lupakan bisa mempunyai teman-teman seperti kalian semua merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuk saya. Semoga dilain waktu dan kesempatan kita semua bisa bertemu dan berkumpul lagi. Aminnnnnnnnnnn
Kalau kurang puas dengan artikel ini mohon dimaklumi, kesempurnaan hanya milik tuhan.
Kalau mau bertanya silahkan hubungi saya
Facebook : Sholihin Ramdhani
Twitter : @Srdhani
E-mail : Sholihinramdhani08@gmail.com
#sekalin promosi. Ahahahhahahah
Terimakasih sudah membaca


















Like,,, it..
BalasHapusTapi sayang kwan kita aryho ramadhan pada hari rabu kemarin tanggal 4 juli 2013 telah berpulang kemabali kesisiNYA. So mohon do'any ya teman2.
Ia aku tau. Aku ga nyangka banget kalau aryho bakalan pergi secepat ini.semoga dpt tempat yg terbaik.
Hapus